Assalamu’alalikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kita umat Islam saat ini sedang resah dan gelisah menghadapi berbagai ujian dan tantangan. Kita sedang diuji ketangguhan dan ditantang kesabaran dalam mempertahankan prinsip Aqidah dan perjuangan tegaknya Syari’ah. Itulah makna fitnah yang sering kita dengar.
Dipihak lain, umat non-muslim saat ini sedang bergeliat menampakkan mukanya melakukan tantangan dan menohok dengan berbagai cara dalam memperjuangkan keyakinannya. Kita bisa melihat suatu simbol perjuangan mereka, dalam peristiwa Pilkada di Ibu Kota Jakarta mereka begitu bergemuruhnya untuk memenangkan Jagoannya. Prinsipnya mereka sedang berjuang dan kita pun umat Islam jangan dilarang dan jangan dibuat aneh karena berjuang, karena Agama Islam adalah Agama Perjuangan.
Namun disaat keadaan seperti ini masih ada orang yang tidak mengetahui fitnah dan dampak buruknya, maka sangat mungkin ia terjatuh ke dalam suatu fitnah dan bahkan bergelimang dengannya. Hal ini sangat membahayakan hidupnya, namun ia tidak menyadarinya.
Ada suatu ungkapan indah:
“Bagaimana seseorang bisa menjaga diri dari suatu bahaya, jika ia tidak mengetahui bahaya apa yang ia harus jaga dari dirinya?”
Karena itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah-fitnah.”
Kaum Muslimin Rahimakumullah, dalam edisi bulan ini redaksi menurunkan satu thema besar seputar fitnah dengan berbagai sudut pandang dan kajian bahkan kami turunkan pula satu peristiwa fitnah yang pernah terjadi terhadap kehidupan bangsa ini yakni Fitnah Laknatullah orang-orang Komunis dengan partainya yang disebut PKI. Fakta sejarah ini sudah virral seantero jagat dan kisahnya sangat menyesakkan dada.
Konten lainnya redaksi turunkan seputar Liputan Pesantren al-Ma’tuk dari Sukabumi dengan berbagai keunggulan sistem pendidikannya, untuk liputan pesantren kami tayangkan hanya satu pesantren, karena adanya permintaan dari para pembaca dengan melahirkan kolom baru seputar wanita dan kesehatan.
Untuk kolom lainnya kami tayangkan tulisan-tulisan untuk memenuhi hasrat para pembaca, agar ulama dan umat dapat terjadi silturahim yang terus menerus sampai terbentuknya keadaan yang disebut ummatan wahidah dalam situasi baldatun thoyybatun warobbun ghafur, semoga…!
Pada sisi lain wajah kami majalah Suara ‘Ulama agak sedikit berubah dan dipoles, ini pun atas usul dan permintaan dari para pembaca, supaya tambah ganteng…. katanya … begitu seorang pembaca menuturkan. Demikian semoga ada manfaatnya kehadiran kami, syukron.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam dari Redaksi Suara ‘Ulama