Oleh : Dedi ‘Ahmad’ Husna
Sebenarnya siapa kelompok yang pertama kali menebar bibit fitnah dikalangan kaum muslimin dan siapa yang paling bertanggung jawab atas terbakarnya api fitnah diantara mereka? Siapa dan ideologi apa dalang dibalik perpecahan dan pertumpahan darah diantara kaum muslimin?
Jika kita menengok kepada sejarah, kita akan melihat usahayang besar dari bangsa Yahudi untuk menyingkirkan dakwah Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Karena mereka tidak mampu untuk membunuh beliau, maka mereka menggunakan “fitnah” untuk merusak Islam dari dalam. Kaum Yahudi dengan menggunakan tangan orang-orang yang munafiq, mereka mulai memecah kelompok-kelompok yang sudah didamaikan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.
Yakni Suku Aus dan Khazraj yang berperang selama bertahun-tahun bisa berdamai oleh Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam. Namun orang-orang yahudi kembali memanaskan suasana dengan mengingatkan kedua kelompok tentang permusuhan mereka dulu. Setelah keduanya saling bertengkar, si penebar fitnah pergi begitu saja. Dan sampai hari ini pun, skenario fitnah dikalangan muslimin diciptakan oleh Zionis Yahudi dengan menebar ajaran dan idiologinya ke seluruh dunia mereka menaburkan faham Nasionalisme, Sekularisme, Liberalisme, Sosialisme dan Komunisme serta ajaran-ajaran lainnya yang sejenis. Sehingga kaum muslimin meyakini benar ajaran-ajaran Yahudi tersebut, seakan-akan menjadi sebuah kebenaran yang final.
Bahkan dalam berbagai peristiwa sosial atau politik dan hukum, al-Qur’an harus tunduk kepada teori kebenaran mereka. Dalam berbagai peristiwa mereka menggunakan tangan-tangan muslimin sendiri untuk membantai saudaranya sesama muslim.
Orang-orang munafiq adalah tangan terbaik untuk melancarkan segala rencana dalam Skenario Api Fitnahnya. Tentunya, yahudi yang dimaksud adalah kaum Yahudi yang menyimpan kebencian dan dendam kepada Islam dan selalu berusaha menghancurkannya.
Parahnya, kaum muslimin menjadi pendengar setia dan menerima segala “fitnah” dengan anggukan semata. Tanpa ada keinginan untuk mem-verifikasi berita yang berasal dari musuh.
Bukankah sebelumnya kita telah mendengar Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Sedang di antara kamu ada orang-orang yang sangat suka mendengarkan (perkataan) mereka.” (At-Taubah 47)
Dalam berbagai kesempatan, Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam kerapkali memperingati kepada umatnya akan terjadinya berbagai bentuk kekacauan, fitnah, dan bencana sampai terjadinya hari kiamat. Beliau telah menceritakan bahwa salah satu tanda dekatnya kiamat adalah banyaknya fitnah besar yang menyebabkan tercampurnya antara kebenaran dan kebatilan.
Di saat itu iman manusia mudah tergoncang. Bahkan karena beratnya fitnah yang dihadapi manusia, ada di antara mereka yang di waktu pagi dalam keadaan beriman, di sore hari telah menjadi kufur. Di sore hari mereka beriman, ketika masuk waktu pagi mereka telah kufur. Dalam riwayat yang sahih disebutkan bahwa setiap kali muncul sebuah fitnah, seorang mukmin berkomentar, “Inilah yang membawa kehancuranku.” Ternyata fitnah itu berlalu dan digantikan dengan fitnah lain, dan setiap saat seseorang mengira fitnah yang tengah berlangsung tersebut adalah fitnah yang membawa kebinasaan dirinya.
Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya, menjelang terjadinya Kiamat ada fitnah-fitnah seperti penggalan-penggalan malam yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, tetapi pada sore hari ia menjadi kafir. Sebaliknya pada sore hari seseorang dalam keadaan beriman, namun di pagi hari ia dalam keadaan kafir. Orang yang duduk pada masa itu lebih baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berjalan cepat. Maka, patahkan busur kalian, putus-putuslah tali kalian, dan pukullah pedang kalian dengan batu. Jika salah seorang dari kalian kedatangan fitnah-fitnah ini, hendaklah ia bersikap seperti anak terbaik di antara dua anak Adam (yakni sikap seperti Habil, jangan seperti Qabil).” (HR. Abu Daud no.4259).
Abu Hurairah meriwayatkan bahwasanya Rasulullah bersabda, “Bersegeralah kalian melakukan amal saleh sebelum datangnya fitnah yang seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita. Pagi-pagi seseorang masih beriman, tetapi di sore hari sudah menjadi kafir; dan sore hari seseorang masih beriman, kemudian di pagi harinya sudah menjadi kafir.” (HR. Muslim: Kitab Al-Iman no.169).
Ini merupakan peringatan penting bagi setiap manusia, bahwa banyaknya fitnah yang menyebabkan seseorang menjadi munafiq bahkan murtad, merupakan tanda dekatnya akhir zaman.
Untuk skala lokal, barangkali yang paling nyata adalah fenomena fitnah kesulitan hidup, kemiskinan dan kesengsaraan yang menyebabkan seseorang dengan mudah menukar agamanya dan keyakinannya.
Juga godaan dunia yang dikemas sedemikian menggiurkan bagi siapa pun untuk mencicipinya, sehingga siapa pun yang tidak memiliki ketahanan iman, sangat mungkin mengubah imannya dalam bilangan hari.
Saat fitnah akhir zaman, pemikiran sekulerisme, pluralisme dan libralisme berkembang pesat dan diyakini sebagai kebenaran Menurut Abu Fatiah Al-Adnani dalam buku “Fitnah dan Petaka Akhir Zaman”, Saat ini umat Islam hidup di abad 21 dimana hidup dalam kepungan tiga fitnah sekaligus. Ketiga fitnah itu, adalah Fitnah Ahlas, Fitnah Sarra dan Fitnah Duhaimah. Semua itu terjadi antara sesama muslim.
“Ingat, titik tekan fitnah peperangan dan pembantaian ini adalah terjadi sesama muslim, bukan dengan orang kafir. Sebab, kalau perang melawan orang kafir itu disebut ibadah bukan fitnah,”
Fitnah Ahlas; adalah fitnah peperangan dan pembantaian antar sesama muslim. Peristiwa ini dimulai dari pembunuhan khalifah Utsman bin Affan. Sejak kejadian itu hingga kini, umat Islam masih bergelut dalam pertikaian dan peperangan. Sesuai dengan apa yang disabdakan Nabi, bahwa sekali pedang seorang mukmin tertancap pada tubuh seorang mukmin lainnya, maka itu akan sangat sukar untuk diangkat. Itu artinya, ketika telah terjadi sekali penikaman, maka perang antar umat Islam akan terus belanjut. Dan kita temui, hingga hari ini fitnah ini masih bergulir.
Kemudian berlanjut ke fitnah kedua, adalah Fitnah Sarra’; yaitu fitnah harta dan kesenangan dunia. Fitnah ini menimpa kaum muslimin, sejak berkuasanya Dinasti Umayyah. Dan puncaknya terjadi ketika industri minyak ditemukan.
Dan fitnah yang terakhir yang tengah melanda kaum muslimin ialah Fitnah Duhaima’; yaitu fitnah aliran sesat dan pemikiran menyimpang. Perkembangan aliran sesat dan pemikiran menyimpang saat ini sangat luar biasa. Nyaris tidak terbendung. Betapa pemikiran sekulerisme, pluralisme, libralisme dan sebagainya berkembang dengan begitu pesat dan diyakini sebagai kebenaran.
Tiga fitnah inilah yang tengah menyerbu umat Islam saat ini. Betapa secara fisik mereka disibukkan oleh perselisihan dan peperangan antar sesama muslim. Kemudian secara pemikiran atau ideologi mereka diserang oleh aliran-aliran sesat dan pemikiran-pemikiran menyimpang seperti sekulerisme, liberalisme dan pluralisme. Sedangkan dari aspek hati, mereka dikuasai oleh cinta terhadap harta dan kesenangan dunia. Untuk itu segenap kaum muslimin pada kesempatan ini kita harus sigap menghadapi benturan fitnah yang tiada berhenti ini dengan banyak menyibukkan kegiatan amal shaleh fi sabilillah dan saat ini agama kita menuntut kita harus banyak berbuat untuk kebaikan masa depan Islam.
Menyibukkan diri dengan amal shalih yang sesuai dengan bidang dan kemampuannya dengan tetap berupaya memberi manfaat kepada umat yang sebanyak-banyaknya adalah di antara pilihan amal yang terbaik. Allah tidak akan menuntut kita di luar batas kemampuan kita. Semoga Allah menyatukan hati-hati kaum Muslimin dan menaungi mereka dengan rahmat-Nya. Amiiiin.
Lalu siapa sebenarnya kelompok muslim di indonesia yang mendukung sekularisme dan pluralisme??.