Beritalangitan.com – Pondok Pesantren Darul Muta’alimin merupakan pesantren Syalafi yang beralamat di Selaawi, Imbanagara Raya, Ciamis Jawa Barat atau sekitar 6,5 Km arah Tasikmalaya. Di depan pesantren berdiri Masjid Al falah yang merupakan Masjid Pesantren Darul Muta’alimin.
Sambutan yang begitu hangat diterima oleh team beritalangitan.com saat bersilaturrahmi ke Ponpes Darul Mutaalimin, sempat terpikir bahwa sosok Kyai Ahmad Aos adalah seorang tua seperti gambaran umum tentang seorang kyai, namun setelah langsung bertatap muka ternyanya Kyai Aos , panggilan akrab beliau, adalah seorang kyai muda yang penuh semangat dan luhur akan cita – cita.
Tidak berlebihan dengan sebutan kyai muda karena usia beliau baru 43 tahun tapi dilihat dari histori pendidikan kepesantrenannya sangat menakjubkan, berikut histori pendidikan beliau :
- Pasantren Bahrul Ulum, Sindangsar
- Darul Ulum, Ciamis
- Miftahul Khoer, Ciamis
- Riyadlul Mutta’allimin, Cikoneng
- Berguru kepada Kiyai Obay Sobari, Karawang
- Berguru kepada Kiyai Bunyamin Kebon Jeruk Jakarta
Kyai Aos mengungkapkan bahwa pesantren salafiyah merupakan ujung tombak pendidikan Islam di Indonesia, namun sangat disayangkan perhatian pemerintah saat ini dirasakan sangat kurang bahkan terkesan dianaktirikan. Namun dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana serta dukungan dari pihak lain, semangat beliau tidak pernah luntur dalam mendidik para santrinya.
Karena kondisi fisik bangunan pesantren Darul Muta’alaimin kurang memadai ,maka saat ini tidak dapat menampung banyak santri yang mondok, mayoritas santri disini adalah santri kalong ( santri yang datang petang dan pulang pagi, red). Jumlah santrinya ada 85 orang, baik yang “nyantri kalong” maupun yang mondok.
Masjid Al falah
Pembangunan Pesantren Darul Muta’alimin dimulai pada tahun 1999, namun untuk pelaksanaan pembangunan pondok sempat terhenti karena keterbatasan dana, baru pada tahun 2002 pembangunan pondok pesantren dapat di lanjukkan kembali, dan bulan jumadil ula 1426 H / Juni 2005 berdiri masjid Al Falah.
Menurut Kyai Aos visi Ponpes Darul Mutaalimin adalah memanusiakan manusia, namun untuk mencapai cita – cita tersebut tidaklah mudah, dibutuhkan perjuangan yang berat, terlebih pada jaman ini dimana godaan terhadap materi yang didorong oleh kebutuhan menjadi penghalang terhadap Visinya tersebut.
Untuk hal itu beliau mengungkapkan bahwa dibutuhkan kemandirian dengan upaya menghindari ketergantungan terhadap pihak luar pesantren. Salah satu upaya tersebut adalah dengan merintis usaha bordel baju yang jalankan oleh istri dan santrinya.
Satu hal yang sangat disayangkan oleh Kyai Aos adalah stigma negatif terhadap pesantren seperti pesantren dikatakan sarang teroris dan pendidikan radikal, hal tersebut sangat mengganggu dan membatasi pola pendidikan pesantren, bahkan untuk belajar silat di lingkungan pesantren saja sudah dianggap sebagai pendidikan radikalisme.
Untuk mengenalkan pendidikan pesantren terhadap masyarakat Kyai Aos memiliki rencana untuk menyelenggarakan pesantren kilat, karena dengan diselenggarakan pesantren kilat masyarakat dapat merasakan dan mengetahui bagaimana pendidikan pesantren tersebut dengan harapan kedepan para santri pesantren kilat tersebut dapat menjadi santri pesantren.
Kyai Aos yang beristrikan Idah Siti Hamidah ini berujar, bahwa sudah saatnya kepemimpinan kyai dan pondok pesantren harus dapat dirasakan oleh masyarakat lingkungan sekitar, baik perannya sebagai guru maupun perannya sebagi pembimbing dan pelayanan terhadap masyarakat sekitar, hal sederhana yang dilakukannya adalah dengan mendirikan puskestren sebagai lembaga pelayanan kesehatan bagi masyarakat sekitar.
Dari berbagai langkah dan upayanya yang dinamis dari sosok figur Kyai muda yang visioner seperti inilah diharapkan kedepan akan lahir sosok kepemimpinan yang lurus dan amanah serta mampu memberikan spirit perubahan dan harapan hadirnya pondok pesantren yang mandiri,dan menjadi uswah bagi masyarakat serta mampu melahirkan santri-santri sebagai agent of change kedepan. (Team beritalangitan)