Bandung, 24/5 (Beritalangitan.com) – Saleh Muslim, 39 tahun, memilih tempat yang tak biasa untuk berceramah. Saleh memilih menyampaikan dakwahnya di dalam bus kota Bandung, Jawa Barat. Tapi ia tak seperti pengamen yang mengharapkan sekeping uang. Saleh pantang menerima bayaran dari penumpang.
Kini jadwal tetap Saleh berceramah adalah tiap Sabtu dan Minggu siang, antara pukul 11.00-13.00 WIB. Lokasinya kadang di Terminal Bus Leuwipanjang, Jalan Elang, dan Halte Alun-alun Bandung. “Konsep dakwah itu kan memberi, bukan meminta. Saya ingin memberi nilai-nilai kebaikan ke penumpang,” kata Saleh yang ditemui Tempo saat acara bedah buku berjudul 30 Ceramah Dai Bus Kota di Gedung Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Bandung, Ahad, 22 Mei 2016.
Pilihan tempat ceramah Saleh khusus bus kota Damri berbagai rute yang singgah di ketiga lokasi tersebut. Minimal satu bus, dan maksimal tiga bus setiap hari. “Sejak 2012 sudah dapat izin dari manajemen Damri,” katanya.
Kegiatan itu ia awali pada 1999 ketika masih kuliah. Saat itu ia duduk di antara penumpang lalu berceramah, ketika turun membayar ongkos ke kondektur. Sejak 2012 Damri tak menagihnya ongkos.
Lulusan Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 2000 itu juga mengajak 2-3 kelompok pengamen yang membawakan lagu-lagu keagamaan. “Dulu mereka saya bayar Rp 10 ribu, sekarang mereka tidak mau dibayar,” ujar guru sebuah sekolah Islam di daerah Cingised, Bandung itu.
Sebelum berceramah, Saleh selalu menyampaikan permohonan maaf jika penumpang merasa terganggu, sekaligus menyatakan tidak menerima pemberian uang. Kadang ia berdiri di depan, atau di tengah bus, kini dengan perlengkapan tambahan berupa pelantang suara.
Pembina Mental Bus Damri, Mochamad Hamdan, mengatakan pihaknya mendukung kegiatan Saleh karena caranya inovatif dan tidak mudah dilakukan orang lain. Tanpa imbalan, Saleh pernah juga dimusuhi pengamen lain. Hamdan mengatakan ceramah model itu perlu kekuatan fisik dan mental. “Damri juga tidak memberi uang ke Saleh,” ujarnya. (zk)