Kapolres Sukabumi Kota :  “Manfaatkan saya untuk perbaikan pendidikan di Kota Sukabumi”

0
1341

Sukabumi beritalangitan.com – Kapolres Sukabumi AKBP Susatyo Purnomo Condro berkenan menerima silatturahmi dan Audiensi jajaran pengurus PGRI Kota Sukabumi di aula serbaguna Polres senin 26/12/18. Silaturahmi dan audiensi ini dalam rangka menyamakan persepsi akan kondisi kesenjangan antara murid dan guru dalam upaya penerapan displin di sekolah yang akhir akhir ini mengemuka dan kian memburuk.

Ketua PGRI Kota Sukabumi Dudung Nurullah Koswara mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi kesediaan Polres Sukabumi dalam mengakomodir aspirasi yang disampaikan para guru dalam pertemuan tersebut.

Dudung mencatat sedikitnya ada sembilan poin penting yang disampaikan Kapolres Sukabumi dalam menyikapi hal dimaksud.

Pertama menurutnya zaman ini sudah berbeda jauh dengan zaman dahulu. Maka para guru harus mengubah pola pendidikan dan layanan pada anak didik. Maka pendekatan mendidik tidak bisa menggunakan pendekatan guru waktu kita masih duduk di bangku sekolah.

Kedua anak didik kita itu kelebihan energi, maka jika mereka berbeda dengan kita dulu, jangan selalu dipandang negatif karena pada dasarnya mereka menyimpan potensi baik yang bisa dikembangkan asal dengan pendekatan yang tepat.
Jangan berikan sanksi kekerasan pada anak didik. Berikan saja sanksi administratif yang terukur dan sesuai dengan komitmen awal saat orangtua bersama sekolah bersepakat akan dibagaimanakan bila anaknya bermasalah.

Ketiga urusan anak didik diluar sekolah sudah bukan tanggung jawab guru lagi. Berikan pada kepolisian Kota Sukabumi. Polres Sukabumi Kota ikut sepenuh hati membantu masyarakat dalam menangani anak didik yang bermasalah.

Kepada anak didik yang nakal maka pihak sekolah dapat melaporkan kepada Polres Sukabumi kota, jajaran Polres Sukabumi kota siap melakukan home visit terhadap anak didik yang nakal tersebut.

Keempat, guru harus faham bahwa anak sekarang secara fisik ada dihadapan kita tetapi pikirannya maya. Badannya ada di ruang kelas tetapi pikiranya mengelana ke ruang maya yang tanpa batas.

Menghadapi anak didik berotak maya tidak bisa dengan pendekatan zaman old maka harus menggunakan pendekatan zaman now. Guru harus gaul, melek IT dan mampu menjadi bagian dari imajinasi mereka kemudian giring pada imajinasi yang positif. Anak harus dilihat, difahami, disentuh dan bina dengan baik.

Kelima bagi Sekolah Negeri yang selalu ada kekerasan, tawuran, beragam kenakalan yang cenderung diluar batas maka pimpinan sekolah harus dievaluasi. Kepala sekolah harus dievaluasi bila tak mampu menciptakan sekolah yang bebas dari kekerasan, bully dan beragam tindak penyimpangan. Sebab sekolah merupakan kawasan yang ramah anak dan sekolah sehat adalah tanggung jawab pimpinan sekolah diantaranya.

Keenam para guru harus memahami bahwa para orang tua sangat menyayangi anaknya. Tergambar jika Orangtua lihat nyamuk menempel di tubuh anaknya maka dengan penuh kasih Ia akan memukul nyamuk sampai mati.

Maka bila ada guru melakukan kekerasan pada anaknya zaman ini wajar para otangtua akan mempermasalahkannya.

Guru harus faham, dahulu guru bebas mendidik bahkan dengan kekerasan, kini sudah tidak lagi. Dahulu ada warga nomor satu dijalan raya tidak ada yang bisa ditindak atau ditilang bila melanggar, kini semua warga negara sama harus taat aturan. Zaman telah berubah. Anak harus didatangi, dilihat, didiagnosa dan diberi treatment yang pas sesuai tuntutan perkembangan anak.

Ketujuh jangan salah memberikan pembelajaran pada anak didik. Misal anak usia TK sudah diberi tayangan film surga neraka yang memperlihatkan kengerian. Mengajarkan visualisasi yang serem pada anak adalah hal yang tidak tepat akan berdampak kurang baik pada anak didik. Tontonan kekerasan atau kengerian tidak positif bagi anak didik yang masih belum siap secara mental.

Kedelapan utamakan kesabaran. Para guru harus menguatkan kesabaran ditengah zaman yang penuh ketidakwarasan saat ini. Bila guru tak sabar, orangtua keras maka akan terjadi saling lapor.

Sungguh tak baik bila guru tak sabar mendidik anak kemudian memukul atau mencubit dan orangtua melakuakn visum et repertum. Rugi semua pihak dan tujuan mendidik anak supaya cerdas, bermanfaat dan bermartabat tidak tercapai.

Kesembilan AKBP Susatyo Purnomo Condro mengatakan guru harus pintar, santun dan ramah. Alangkah baiknya bila di pintu gerbang sekolah guru sudah menunggu dan menyambut mereka dengan salam dan sapaan yang tulus. Ia mengatakan dirinya sebagai Kapolres tidak kikir sapaan. Pas masuk gerbang Polres Sukabumi Kota Ia menyapa dan mengatakan selamat pagi, hallo dan sapaan keakraban lainnya.

Itulah point point penting yang disampaikan kapolres, kami para guru menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada beliau atas pencerahan ditengah kekalutan yang melanda hubungan guru dan murid yang banyak terjadi akhir2 ini.

Malah beliau mengatakan “manfaatkan saya untuk perbaikan pendidikan di Kota Sukabumi” Semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat dan menjadikan pegangan para guru dalam mensikapi permasalahan yang ada.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.