Keutamaan Bulan Rojab

0
2864
Ust. Kemal Faisal Ferik

Oleh: Ust. Kemal Faisal Ferik (Pengasuh Majlis Komunitas Cinta Ilahi)

(Beritalangitan.com) – Segala puji bagi Allah yang telah menyampaikan kita kepada bulan mulia yaitu bulan Rojab.Dari sisi bahasanya  Rajab berasal dari lafadz tarjib, yang berarti mengagungkan. Dikatakan “rojjaba fulanan”, artinya dia memuliakan dan mengagungkannya karena penghormatan orang Arab kepadanya. Oleh karena itu, Rajab dikatakan al murajab (yang diagungkan, dimuliakan). Menurut Ibnu dahiyah Bulan rojab sendiri memiliki 18 nama. ( Tabyin Ujab karya Ibbu hajar al asqolani hal 21, terbitan  Muasasah Qurthubah )

Allah SWT telah berfirman : “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” ( QS at-Taubah: 36)

Dalam bahasa arab, kata haram dapat berarti mulia atau suci jadi maksud Bulan harom adalah bulan yang dimuliakan atau disucikan oleh Allah SWT.

Al Qadhi Abu Ya’la berkata : “Dinamakan bulan haram karena mengandung dua makna. Pertama, diharamkan berperang di dalamnya dan orang-orang jahiliyah pun meyakininya pula. Kedua, karena melanggar larangan-larangan pada bulan ini lebih berat dosanya dibanding pada bulan selainnya, demikian pula ketaatan.” Dari Zadul Masir, 3/432

Adapun penegasan bahwa bulan rojab termasuk bulan yang dimuliakan Allah adalah sabda Nabi Muhamad SAW : “Masa itu berputar seperti keadaan hari dimana Allah menciptakan langit-langit dan bumi. Setahun ada 12 bulan, diantaranya ada 4 bulan haram (mulia). Yang 3 bulan berurutan, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab kaum Mudhar, yang letaknya antara Jumada dan Sya’ban.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Ahli tafsir, Imam Qatadah rahimahullah  berkata: Amal shalih lebih besar pahalanya pada bulan haram, dan melakukan kezhaliman pada bulan itu dosanya lebih besar dibanding pada bulan-bulan selainnya, meskipun kezhaliman di setiap keadaan tetap besar dosanya.Dalam tafsir Thobari, Ibnu Jajir menukil riwayat dari Ibnu Abbas berkata, dia berkata: Empat bulan dikhususkan dalam penghormatan, karena setiap maksiat lebih besar dosanya dan setiap amal shalih berpahala lebih besar.

Pada bulan-bulan harom (mulia ) ini kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak amaliyah ibadah seperti sedekah, sholat sunnah dan juga puasa sunnah. Puasa sunnah itu sendiri bisa puasa senin kamis, puasa biidh, puasa daud, puasa muthlaq dan lain sebagainya. Pelaksanaan puasa sunnah di bulan rojab dikenal dengan istilah puasa rojab.

Sebagaimana diceritakan oleh sahabat Ibnu Abbas ra ketika masuk bulan Rojab, Rasululah SAW lebih banyak memfokuskan diri dalam beribadah. Ibnu Abbas berkata : Adalah Nabi -SAW  berpuasa (di bulan Rajab) sampai kami berkata nampaknya beliau akan mempuasai ‎‎semua hari di bulan rojab, lalu beliau tidak berpuasa sampai kami berkata: Nampaknya beliau ‎tidak akan mempuasai (bulan Rajab) seluruhnya. HR Bukhori dan Muslim. Ucapan ibnu abbas ini semakna dengan pernyataan yang  disampaikan oleh ummul mu’minin siti aisyah ra yang tertuang dalam berbagai kitab hadits seperti shohih muslim, bukhori, shohih ibnu hibban dan lainnya

Dalam kesempatan lain Rasululah SAW memerintahkan kepada salah seorang sahabat yang rajin berpuasa sunnah.”Puasalah di bulan-bulan harom..dan (kalau engkau menghendaki ) tinggalkanlah ! .“ Syeikh sayyid sabiq mengatakan Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad, abu dawud, Ibnu majah dan baihaqi dan sanadnya bagus. (Fiqhus sunnah juz 1 hal 452 karya sayyid sabiq, terbitan Darul kutubil Ilmiyah, Beirut, Libanon)

Imam nawawi  menjelaskan makna hadits tersebut adalah : “Berpuasalah di bulan haram kemudian tinggalkanlah” Sesungguhnya Nabi SAW memerintahkan berbuka kepada orang tersebut karena dipandang puasa terus-menerus akan memberatkannya  dan menjadikan fisiknya berubah. Adapun bagi orang yang tidak merasa berat untuk melakukan puasa, maka berpuasa dibulan Rojab seutuhnya adalah sebuah keutamaan. Majmu’ Syarh Muhadzdzab juz 6 hal. 439

Mengenai hadits-hadits tentang keutamaan bulan rojab sangat banyak sekali mulai dari derjat yang shohih, lemah sampai dengan palsu (maudhu). Ibnu Hajar al asqolani telah mengumpulkannya dalam kitab khusus yang diberi judul tabyin ujab bima waroda fi syihri rojab.  Meski adanya hadits-hadits yang lemah dan palsu tentang keutamaan bulan rojab tidaklah mengurangi kemuliaan bulan rojab itu sendiri yang telah ditetapkan oleh nash-nash yang shahih.  Semua ulama sepakat dan tak satu pun menyelisihinya bahwa memperbanyak amaliyah ibadah dan taqorub kepada Allah SWT di bulan rojab  adalah dianjurkan. Inilah spirit dan hakikat yang harus kita ambil  bagi kita sebagai pecinta Allah. Para ulama terdahulu telah menaruh perhatian besar kepada bulan rojab ini mengingat bulan rojab ini adalah bulan yang akan mengantarkan kita kepada bulan yang mulia yaitu bulan romadhon. Perhatian para ulama salafus sholih  yang besar ini tampak dari ungkapan doa mereka ketika bulan rojab tiba. Mereka berdoa , “Allohumma bariklana fi rojaba wa sya’bana wa ballighna romadhona“ . Artinya , “ Yaa Allah berkahilah kami di bulan rojab dan sya’ban dan sampaikan kami kepada bulan romadhon “.

Wahai para pecinta ilahi ! Jangan sia-siakan bulan ini ! Mari raih keberkahan di bulan rojab ini dengan memperbanyak amal-amal kebajikan sesuai yang kita mampu !

Semoga bermanfaat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.