KH. Undang Ubaidilah, Pimpinan Pondok Pesantren Riyadlul Huda Sukarame Tasikmalaya Disiplin Aadalah Kunci Berbuat Benar

1
8717
KH. Undang Ubaidilah, Pimp. Ponpes Riyadlul Huda

Beritalangitan.com – Terletak cukup jauh dari keramaian kota Tasikmalaya tepatnya di kampung Sukaguru desa Sukarapih Kecamatan Sukarame, pondok pesantren Riyadlul Huda ini berdiri cukup Elegan dengan bangunan masjid yang artistik dan bersih, Pesantren yang didirikan pada tahun 1890 oleh KH. Hanafiyah ini memang sudah cukup tua, memiliki sejarah panjang dan masa masa jatuh bangun hingga hari ini dikelola oleh generasi ketiga dan dipimpin oleh seorang Kyai kharismatik yaitu Kyai Undang Ubaidilah.

Kini pesantren ini memiliki santri lebih dari tiga ratus santri berikut santri kalongnya, meski memegang teguh kesalafannya di pesantren ini juga membolehkan jika santri mukimnya bersekolah di luar pesantren, dan hampir 30% santrinya saat ini menempuh berbagai format pendidikan formal dari Mts, Aliyah hingga Perguruan Tinggi, sebuah kendaraan operasional khusus untuk antar jemput pun disediakan disini, agar memudahkan santri berangkat sekolah dan kembali ke kobong untuk melanjutkan menuntut ilmu kepesantrenan kembali.

Masjid Riyadlul Huda
                       Masjid Riyadlul Huda

Kyai Undang Ubaidilah menerapkan kedisiplinan yang tinggi, berbagai upaya untuk mendisiplinkan santri dilakukan, setiap pelanggaran disiplinpun mendapat sangsi dari ringan hingga berat, karena menurutnya untuk bisa berbuat benar itu harus dibiasakan, kedisiplinan harus ditegakan karena tanpa itu seseorang tidak bisa berbuat hal yang benar dalam jangka panjang.

“Contoh kecil saja” tuturnya, membuang sampah, saya melihat orang meletakan sampahnya dipinggir jalan untuk dijemput mobil sampah, sehingga jalananpun menjadi kotor, padahal jika mau menegakan disiplin tidak akan jadi seperti itu, cukup dengan memilah sampah sesuai karakternya, jika organik bisa dipisah menjadi pupuk organik, kertas dan plastik bisa dibakar, dan limbah makanan kan bisa dijadikan makanan ikan, bahkan barang rongsokan yang laku bisa dijual,  jadi jika kita mau berdisiplin maka permasalahan sampah itu tidak ada sebenarnya, begitupun dalam masalah keseharian lainnya, ”disiplin adalah kunci berbuat benar”.

Ponpes Riyadlul Huda
                      Ponpes Riyadlul Huda

Begitulah sang Kyai menerapkan palsafah hidupnya yang tegas kepada santri-santrinya, kekhawatirannya terhadap kemerosotan moral dan akhlak generasi penerus bangsa ini menjadikannya harus bekerja keras dalam menegakkan syar’I sehingga pada akhirnya syar’I itu bisa diterima sebagai sebuah kebutuhan dan bukan keterpaksaan.

Begitupun saat team beritalangitan.com menanyakan bagaimana pesantrennya dapat bertahan ditengah degradasi kepercayaan ummat terhadap dunia pesantren saat ini dirinya menjawab dengan lugas “Ikhlas saja dalam berbuat” tuturnya, jangankan lampu yang besar, jika menyalakan lilin saja yang kecil jika ditempat yang gelap maka akan didatangi serangga” maka seorang Kyai itu harus ikhlas, jangan berbuat sesuatu karena ukuran keberhasilan, tetapi ukurannya adalah beramal, tidak menjadi manusia “Dayus” yang tidak mengamalkan ilmunya ditengah masyarakat, ataupun beramal tapi tidak ikhlas dalam mengamalkannya, hal itu merupakan sebuah aib yang tidak boleh dilakukan oleh seorang Kyai sebagai seorang penerima tongkat estafeta Risalah keNabian pungkasnya.  (team beritalangitan.com)

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.