Oleh : Ustadz Kemal Faisal Ferik (Pengasuh Majelis Komunitas Cinta Ilahi)
(Beritalangitan.com) – Hidup di akhir jaman adalah kehidupan yang akan dipenuhi dengan cobaan. Dahsyatnya cobaan ini hanya dapat dirasakan bagi orang-orang yang memegang teguh nilai-nilai keimanan. Semakin bertambahnya usia jaman maka semakin terkikis nilai-nilai keimanan dalam kehidupan. Keikhasan serta amal-amal kebajikan menjadi barang yang langka dan sulit untuk dipertahankan. Sudah menjadi tidak mengherankan lagi jika di Pagi hari, seseorang dapat terlihat menjadi seorang yang beriman tapi di sore hari ia sudah melupakan keimanannya. Di pagi hari, ia begitu sedih dengan amal buruk yang diperbuatnya, ia begitu takut dengan siksa Allah akan tetapi di sore hari ia berbalik menjadi hamba yang kembali mengulangi dosa, berlumur dengan kegelapan dan ia pun merasa nyaman dengan dosanya.
Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah bersabda : “Mendekati hari kiamat akan terdapat berbagai macam fitnah laksana bagian malam yang gelap gulita. Kala itu seorang menjadi mu’min di pagi hari, berbalik menjadi kafir memasuki sore hari. Dan menjadi mu’min di sore hari, berbalik menjadi kafir memasuki pagi hari. Orang-orang pun akan menjual agamanya dengan harta benda mereka”. (HR Tirmidzi)
Imam An-Nawawi ra, berkata : “Bahwa makna dari hadits tersebut berupa anjuran supaya bersegera mengerjakan amal shalih sebelum mengalami hambatan dan menjadi sibuk menghadapi berbagai macam fitnah yang tumpang tindih datangnya. Sebagaimana tumpang tindihnya kegelapan malam yang tidak berbintang. Rasulullah SAW melukiskan, betapa dasyatnya fitnah tersebut. Sampai-sampai seseorang yang di sore harinya masih beriman, berbalik menjadi kafir tatkala memasuki pagi hari, atau justru sebaliknya –disini terdapat keragu-raguan dari perawi– Dan dari besarnya fitnah-fitnah tersebut, sehingga menyebabkan seseorang dapat berubah pendirian hanya dalam waktu satu hari.
Sahabatku ! Hidup dengan senantiasa istiqomah di jalan Allah memang begitu berat kita rasakan. Ketika kita sudah bulat hati untuk berpakaian sesuai syariat maka kemudian datanglah ketakutan membayangi. Takut kecantikan kita tidak Nampak lagi, Takut kita menjadi sulit mendapat pasangan hidup. Pada akhirnya, ketakutan ini mengalahkan ketakutan kita kepada Allah sehingga kita kembali dengan pakaian yang jauh dari syariat. Manakala kita yakin bahwa jujur adalah sebuah kebaikan yang harus diaplikasikan akan tetapi kita melihat orang di sekitar kita menjadi sukses karena ketidak jujurannya maka kemudian keyakinan kita menjadi goyah. Selanjutnya, kita pun membuang kejujuran itu sejauh-jauhnya dan memilih kedustaan serta merasa nyaman dengan kedustaan tersebut. Ketika kedustaan menjadi sebuah perilaku yang membuat nyaman bagi semua orang maka kedustaan menjadi sebuah kebiasaan. Kejujuran yang menjadi inti ajaran Islam hanya menjadi sebuah retorika manis tetapi menjadi barang asing dalam kehidupan. Rasululah SAW bersabda, “Islam itu datang dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing dan berbahagialah bagi orang yang asing”.
Sahabatku ! Bersegeralah selalu berbuat kebaikan karena inilah cara terbaik bagi kita untuk melawan fitnah di akhir jaman. Inilah yang dipesankan oleh ulama yang berhati hanif yaitu Imam nawawi rahimahullah. Jangan pernah kita menunda-nunda berbuat amal kebajikan karena waktu akan segera cepat berlalu yang kemudian menjadi masa lalu. Sungguh, masa lalu itu tidak pernah kembali sehingga kita tidak pernah dapat mengisi amal di lembar catatan amal-amal kita di masa lalu.
Jika saat ini, orang tua kita masih ada maka segeralah datang dan bahagiakanlah mereka. Berikanlah perhatian yang besar kepada mereka. Ambillah hatinya agar senantiasa mereka ridho kepada kita. Keridhoan hati kedua orang tua adalah penyebab terlimpahnya ridho Allah untuk kita. Sakitnya hati mereka akan menjadi penyebab murka Allah kepada kita.
Jika saat ini kita memiliki waktu satu hari untuk mendekat kepada Allah maka isilah hari itu dengan memperbanyak amaliyah ibadah. Perbanyak membaca Qur’an. Penuhi rumah dengan semaraknya membaca Qur’an oleh suara istri, suami dan anak-anak kita. Perbanyaklah sholat sunnah dan rajinlah sholat wajib secara berjamaah. Banyaklah muhasabah yaitu merenungi kehidupan akhirat dan merenungi sejauh mana persiapan kita menuju kehidupan akhirat. Lupakanlah sejenak kehidupan duniawi yang selama ini selalu melalaikan kita. Selalu sediakan waktu untuk bermuhasabah meskipun hanya beberapa saat.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah : Seharusnya bagi seorang hamba memiliki waktu-waktu yang dia bisa menyendiri dengan waktu-waktu tersebut; dalam doanya, dzikirnya, shalatnya, renungannya, intropeksi dirinya, perbaikan hatinya, dan hal-hal yang dikhususkan dengannya dari perkara-perkara yang tidak dicampuri oleh lainnya pada waktu-waktu tersebut; maka ini membutuhkan kepada kesendiriannya pada waktu-waktu tersebut; boleh jadi di dalam rumahnya, sebagaimana dikatakan oleh Thowus: “Sebaik-baik tempat menyendiri bagi seseorang ialah rumahnya yang dia bisa menahan pandangan dan lisannya di dalamnya.” Majmu’ Al-Fatawa (10/426).
Sesungguhnya iman itu dapat bertambah dan dapat pula berkurang. Iman itu bisa menguat akan tetapi juga bisa melemah secara cepat. Dahsyatnya fitnah di akhir jaman akan membuat iman itu melemah begitu cepat sehingga orang yang beriman di pagi hari dapat berubah menjadi kufur nikmat di sore hari. Oleh karenanya hanya dengan melakukan hal-hal yang dapat menambah kadar iman kita akan terpelihara dan selamat dari dahsyatnya fitnah ini. Berusahalah selalu mempertahankan amal-amal baik yang biasa kita lakukan karena itu akan menambah iman kita. Bergaulah dan bersahabatlah dengan orang-orang yang selalu mengutamakan kehidupan akhirat sebab mereka yang akan selalu mengingatkan kita dari bahaya. Mulai menjauhlah dari perbuatan yang sia-sia dan teman-teman yang selalu membawa kita kepada hal yang sia-sia. Mulailah mencintai ilmu dan setiap hari usahakanlah selalu menambah ilmu sebab ilmu itu adalah cahaya yang akan melawan gelap gulitanya jaman.
Semoga kita termasuk orang-orang yang Allah selamatkan dari fitnah akhir jaman.