Memahami “FENOMENA KELUARGA IMRAN”, Dalam Perspektif Ekosistem (2)

0
604
Ilustrasi Anak Burung Gagak (foto:berbaginews.com)

Oleh : Suprio G.

Sejak zaman Nabi, hingga era modern, bahkan hingga era post modern banyak orang yang ingkar (tidak mengimani) Al-Qur’an, karena mereka menganggap banyak hal- hal yang tidak masuk akal dalam kitab suci tersebut, sehingga orang- orang beriman mereka anggap orang yang kurang akal. Sedang Allah, menyatakan bahwa orang-orang orang yang ingkar itulah yang kurang akal (QS Al-Baqarah 2 : 13).

Dalam kisah keluarga Imran memang ada beberapa kejadian yang amat fenomenal, yang tidak lazim dialami oleh masyarakat pada umumnya. Seperti makanan yang selalu tersedia dikamar Maryam tanpa ada orang yang menyediakan. Bahkan dikemudian hari, berlangsung kejadian yang lebih spektakuler lagi, yakni mengandung nya Maryam tanpa suami dan kelahiran Isa yang sudah pandai bicara dan menerangkan segala sesuatu saat masih dalam ayunan (Gendongan).

Allah sendiri menyatakan bahwa fenomena yang terjadi pada Maryam dan kelahiran Isa Putera Maryam merupakan tanda-tanda atau bukti kekuasaa (kebesaran) Allah. Dalam surat Al-Mu’minun 23 : 50 bukti-bukti kekuasaan Allah tersebut dimunculkan pada keluarga Imran, karena dalam keluarga ini terdiri dari hamba-hamba Allah yang amat taat dan patuh dalam beribadah kepada Allah.

Bukti-bukti kebesaran Allah yang fenomenal dan spektakuler itu mestinya menjadi renungan untuk menebalkan keimanan bagi mereka yang meyakini serta bisa menjadi introspeksi dan koreksi bagi mereka yang mengingkari bahkan menentangnya. Para penentang agama itu dalam peradaban modern sering disebut sebagai penganut faham RASIONALISME, POSITIVISME, SEKULARISME dan ATHEISME.

Rasionalisme atau Gerakan Rasionalis merupakan doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan atau didapatkan melalui pembuktian logika dan analisis, berdasarksn fakta, bukan berdasarkan pengalaman inderawi. Rasionalisme yang lahir pada abad 18 di Eropa itu menolak kepercayaan apapun yang hanya berdasarkan “iman”, adat- istiadat dan halal lain yang bersifat emosional. Karena itu dalam aspek tertentu, Rasionalisme bertentangan dengan berbagai agama, termasuk Islam.

Kita kembali ke fenomena yang di alami Maryam, dimana setiap hari ada makanan yang terhidang ditempat tinggalnya (Mihrab). Artinya makanan itu datang sendiri tanpa dicari oleh Maryam.

Para Rasionalis, menganggap peristiwa ini tidak masuk akal, karena itu peristiwa tersebut mereka anggap hanya sebagai dongengan. Kesimpulan mereka itu muncul karena pemikiran mereka hanya terfokus pada benda (materi) dan kejadiannya, yakni “makanan” yang mendatangi ” Maryam”.

Dengan hanya fokus pada benda dan kejadiannya. Mereka kaum rasionalis dan kaum sekuler lupa memahami dan menganalisa adanya “sistem” yang ” bekerja” dibalik peristiwa tersebut. Sebagaimana yang telah lama dikemukakan oleh ARISTOTELES, bahwa dunia atau alam semesta ini digerakkan oleh satu kekuatan yang maha dahsyat melalui sebuah sistem yang Dia ciptakan, yang supercanggih, super kompleks, rumit, rapi, tertipu.

Sistem ini bekerja secara menakjubkan, yang tidak jarang bekerja secara kolektif (berjamaah) dan terintegrasi. Sumber kekuatan yang Maha Dahsyat tersebut adalah Tuhan yang satu. Karena itu Aristoteles menolak keberadaan para dewa dalam masyarakat Yunani Kuno. Saat muridnya (Alexander Agung) berkuasa di Yunani, keyakinan Aristoteles ini tersebar luas, mengalahkan agama Yunani kuno. Tapi setelah Alexander Agung meninggal, masyarakat kembali ke agama lamanya, bahkan para pendeta menangkap dan memaksa Aristoteles untuk mengakui eksistensi para dewa. Karena Aristoteles menolak, akhirnya dipenggal lehernya.

Jika kita bisa “menangkap” (memahami) sistem yang bekerja dibalik peristiwa “makanan” yang bisa mendatangi mahluq yang akan memakannya,(Maryam) tentu kita bisa menjelaskan bagaimana proses itu bisa berlangsung. Namun untuk bisa memahaminya diperlukam cakrawala pandang yang lebih luas, yakni dalam perspektif ekosistem, tidak sebagaimana cara pandang kaum rasionalis dan kaum sekuler yang terlalu sempit. Untuk membuktikan dan memahami teori ARISTOTELES tersebut, mari kita amatit contoh fenomena di alam yang sederhana, yang bisa kita amati secara langsung.

FENOMENA ANAK BURUNG GAGAK
Para pembaca tentu mengenal sejenis burung, yang disebut burung gagak. Gagak, adalah sejenis burung yang ukuran tubuhnya sedikit lebih besar dari pada burung merpati, namun lebih kecil dibanding ayam. Burung gagak tergolong burung yang pandai terbang. Mereka hidup berpasangan dan memiliki warna bulu yang seragam, yakni hitam-mulus dan mengkilap.

Setelah induk gagak bertelur, secara bergantian gagak jantan dan gagak betina akan mengerami telurnya. Sekitar 2 minggu masa pengeraman, maka telur gagak itu akan menetas. Begitu telur itu pecah dan piyek (bayi burung) itu keluar dari cangkangnya, kedua induk burung itu terkejut dan kecewa menyaksikan anaknya. Mengapa? Karena bayi burung yang menetas sama sekali tidak mirip dirinya. Jika kedua induk gagak itu berbulu hitam mulus. Maka anak burung itu tubuhnya terselimuti oleh bulu kapas yang warnanya putih. Maka sepasang burung gagak itu curiga bahwa yang menetas itu bukanlah anaknya, tetapi merupakan anak burung lain. Karena warna bulunya amat berbeda. Maka keduanya sepakat untuk tidak mau memberi makan bayi burung yang masih amat lemah itu. Bahkan tidak jarang, induk gagak itu tega mengusir si bayi burung yang masih lemah itu dari sarang.

Bayi burung yang malang itu, terpaksa dengan susah payah meninggalkan sarang dan bertengger pada ranting pohon yang tidak jauh dari sarang. Sementara kedua induk gagak itu akan mengintai dan mengamati keadaan bayi burung itu dari ranting pohon yang lain.

Lalu bagaimana bayi burung tersebut bisa bertahan hidup? Allah yang Maha Kuasa telah menyiapkan sistem untuk menyelamatkan nyawa bayi burung itu.

Saat bayi burung itu keluar dari cangkangnya maka banyak lendir-lendir telur yang menempel di tubuh dan bulunya. Aroma amis nan merangsang dari lendir yang ada dalam tubuhnya merangsang berbagai jenis serangga mendatanginya, diantaranya ada sejenis ulat yang menempel di tubuhnya untuk memakan lendir tersebut. Dengan sigap si bayi gagak segera memakan ulat-ulat tersebut untuk bertahan hidup.

Ada pula lalat yang mendatangi, memakan lendir tesebut sembari menaruh telur telurnya diantara bulu kapas yang membungkus tubuh anak gagak tersebut. Sebagian ada lalat yang lengah, sehingga terpatuk paruh si bayi gagak dan langsung ditelannya, tapi sebagian juga lolos dari patukan. Esoknya telur- telur lalat tersebut menetas dalam bentuk larva. Larva-larva lalat itu juga merupakan rezeki bagi si bayi burung.

Tidak hanya ulat dan lalat, berbagai jenis kutupun berdatangan, yang langsung jadi santapan si bayi gagak. Demikian berhari-hari proses itu berlangsung. Dengan kedatangan berbagai jenis makanan maka anak gagak itu terus tumbuh. Hingga pada saat tertentu bulu kapas nya rontok dan secara bertahap tumbuh bulu permanen yang berwarna hitam hingga seluruh tubuhnya penuh dengan bulu hitam.

Menyaksikan perkembangan tersebut kedua induk gagak itupun akhirnya sadar, bahwa gagak muda itu adalah anaknya sendiri. Perlahan kedua induk gagak itu akan menggiring si anak gagak kembali tinggal ke sarangnya. Dengan penuh kasih sayang, kedua induk gagak itu bergantian memberi makan anaknya. Itulah sekilas gambaran bagaimana sebuah “sistem” itu bekerja dengan lembut dan rapi berjalan atas kehendak Allah yang Maha Kuasa, untuk menjaga keberlangsungan hidup mahluqNya yang dicintaiNya.

“…Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan di dunia…” ( QS Az-Zukhruf 43 : 32)

Pembaca yang budiman, ini merupakan contoh kecil dan sederhana dari sebuah “sistem” yang diciptakan Allah untuk “menyediakan makanan” bagi mahluqNya yang dicintaiNya.

Ada fenomena yang jauh lebih menakjubkan, spektakuler dan berlangsung pada zona yang amat luas. Yaitu bagaimana sebuah “sistem” bekerja dengan Dahsyat untuk “menyiapkan makanan” bagi penduduk seluruh bumi yang jumlahnya hampir 7 milyard manusia. Untuk mengupas ini, mari kita “ngaji” dulu. Mengapa harus ngaji? Karena untuk melihat sistem Maha Dahsyat ini bekerja, “pintu” nya ada dalam Al-Qur’an. (BERSAMBUNG)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.