Beritalangitan.com – Pada masa khalifah Umar pernah terjadi kemarau panjang sehingga Madinah dan negeri sekitarnya mengalami kekeringan. Umar mengajak penduduk Madinah melakukan shalat istisqo’ (shalat minta hujan) di lapangan sebagaimana pernah dilaksanakan Nabi SAW. Setelah selesai shalat, Umar menarik Abbas ke sebelahnya dan mengangkat tangannya dan tangan Abbas sambil berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya kami pernah memohonkan hujan dengan perantaraan Nabi-Mu pada saat beliau ada di antara kami. Ya Allah, sekarang ini kami memohon dengan perantaraan paman Nabi-Mu, hendaklah Engkau turunkan hujan untuk kami!”
Belum lagi para jamaah meninggalkan tempat shalatnya, datanglah awan tebal dan turun menjadi hujan di Madinah dan sekitarnya sehingga memberikan kegembiraan pada penduduknya. Para sahabat mendatangi Abbas, memeluk dan menciumnya tangannya sambil berkata, “Selamat kami sampaikan kepada Anda, wahai penyedia air Haramain !”
Haramain adalah dua tanah haram, yakni Makkah dan Madinah. Dan sejak masa jahiliah Abbas memang bertugas memberi minuman para jamaah haji yang berkunjung ke Makkah pada musim haji. Dan sebagai penghargaan atas apa yang baru saja terjadi, yakni turunnya hujan di bumi Madinah dengan perantaraannya sebagaimana doa yang dipanjatkan Umar, para sahabat mengucapkan salam tersebut.
Suatu ketika di tahun 9 atau 10 dari kenabian, Istri Abbas, yakni Ummu Fadhl yang saat itu telah memeluk Islam tetapi menyembunyikan keislamannya, datang menemui Nabi SAW. Tiba-tiba beliau bersabda, “Sesungguhnya engkau sedang mengandung, jika engkau telah melahirkan, datanglah kepadaku dengan membawa anak itu!”
Beberapa bulan kemudian Ummu Fadhl melahirkan seorang anak lelaki, dan ia membawa putranya tersebut kepada Nabi SAW. Maka beliau melantunkan adzan di telinga kanan bayi tersebut, dan iqamah di telinga kirinya. Kemudian Rasulullah SAW meneteskan keringat beliau ke mulut sang bayi dan bersabda kepada Ummu Fadhl, “Namakanlah anak ini Abdullah, sekarang pulanglah engkau bersama bapaknya para khalifah!”
Tanpa banyak pertanyaan Ummu Fadhl pulang, dan ia menceritakan peristiwa yang dialaminya bersama Rasulullah SAW kepada suaminya. Maka Abbas segera berpakaian dan berangkat ke tempat kediaman Rasulullah SAW, ia berkata, “Wahai Muhammad, apa yang engkau katakan (kepada istriku) itu?”
Nabi SAW bersabda, “Seperti yang diceritakan istrimu itu, dia adalah bapak dari para khalifah. Di antara mereka ada yang disebut As Saffah, Al Mahdi, dan ada pula yang akan menjadi imam shalat dari Isa bin Maryam!”
Memang, putra Abbas tersebut adalah Abdullah bin Abbas, yang walau sangat muda dan hanya sekitar lima tahun bergaul dengan Nabi SAW, tetapi beliau menggelarinya sebagai ‘Ulamanya Ummat (Muhammad) ini’ karena keluasan dan kedalaman ilmunya. Di kemudian hari anak-anak keturunannya memang memegang jabatan kekhalifahan dalam kurun waktu cukup, yang kemudian dinisbahkan kepada nama ayahnya, Abbas, yakni Daulah Abbasiah. (jm)
Sumber: islampos.com
Referensi: 101 Sahabat Nabi/Hepi Andi Bustomi/Pustaka Al-Kautsar