Ilustrasi aksi bela Islam
Membela agama Allah adalah manifestasi dari cinta kepada Allah. Seseorang yang mencintai sesuatu pasti akan melakukan apa pun bagi yang dicintainya. Seorang ayah atau ibu akan melakukan apa pun untuk anak-anaknya agar mereka bisa berbahagia. Terlebih lagi mencintai Tuhan semesta alam. Kita harus mencintai-NYa dengan pengorbanan yang lebih besar lagi. Pembelaan kita terhadap agama Allah bukan karena Allah tidak mampu membela diri-Nya sendiri, tetapi karena kita yang membutuhkan-Nya. Kita membutuhkan rahmat dan kasih sayang-Nya agar kita dapat meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat nanti.
Allah Ta’ala, berfirman:
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad 47: Ayat 7)
Diayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman:
… وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُۥٓ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ
“…Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Maha Kuat, Maha Perkasa.” (QS. Al-Hajj 22: Ayat 40)
Ath Thobari mengatakan bahwa makna dari “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.” Yaitu Allah Ta’ala pasti menolong orang-orang yang berperang di jalan-Nya agar kalimat-Nya tinggi terhadap musuh-musuh-Nya. Maka makna pertolongan Allah kepada hamba-Nya adalah bantuan-Nya kepadanya sedangkan makna pertolongan hamba-Nya kepada Allah adalah jihad orang itu dijalan-Nya untuk meninggikan kalimat-Nya.” (Tafsir At Thobari juz XVII hal 651)
Sayyid Qutb pernah berkata, ”Bagaimana orang-orang beriman menolong Allah sehingga mereka menegakkan persyaratan dan mendapatkan apa yang disyaratkan bagi mereka berupa kemenangan dan diteguhkan kedudukan? Sesungguhnya mereka memurnikan Allah dalam hati mereka dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, baik syirik yang nyata mau pun yang tersembunyi, serta tidak menyisakan seseorang atau sesuatu pun bersama-Nya di dalam dirinya. Dia menjadikan Allah lebih dicintai dari apa pun yang dia cintai dan sukai serta meneguhkan hukum-Nya dalam keinginan, aktivitas, diam, saat sembunyi-sembunyi, terang-terangan mau pun saat malunya, maka Allah akan menolongnya dalam diri mereka.”
Imam as-Sa’di menjelaskan surat Muhammad ayat 7,
هذا أمر منه تعالى للمؤمنين، أن ينصروا الله بالقيام بدينه، والدعوة إليه، وجهاد أعدائه، والقصد بذلك وجه الله، فإنهم إذا فعلوا ذلك، نصرهم الله وثبت أقدامهم
Ini merupakan perintah dari Allah kepada orang yang beriman agar mereka membela Allah dengan menjalankan agamanya, mendakwahkannya dan berjihad melawan musuhnya. Dan semua itu bertujuan untuk mengharap wajah Allah. Jika mereka melakukan semua itu, maka Allah akan menolong mereka dan mengokohkan kaki mereka. (Tafsir as-Sa’di, hlm. 785)
Jihad adalah satu cara dalam rangka membela dan menolong agama Allah, kewajiban itu adalah perkara yang paling utama dibandingkan dengan membela tanah air dan semisalnya.
عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ الرَّجُلُ يُقَاتِلُ حَمِيَّةً وَيُقَاتِلُ شَجَاعَةً وَيُقَاتِلُ رِيَاءً ، فَأَىُّ ذَلِكَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِىَ الْعُلْيَا ، فَهْوَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ »
Dari Abu Musa, ia berkata bahwa ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas ia berkata, ada seseorang yang berperang (berjihad) untuk membela sukunya (tanah airnya); ada pula yang berperang supaya disebut pemberani (pahlawan); ada pula yang berperang dalam rangka riya’ (cari pujian), lalu manakah yang disebut jihad di jalan Allah? Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Siapa yang berperang supaya kalimat Allah itu mulia (tinggi) itulah yang disebut jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari no. 7458 dan Muslim no. 1904).
Dari sini kita dapat mengambil pelajaran bahwa kesempurnaan iman dan amal seseorang tidak cukup dengan meyakini agama dan beramal baik saja. Tapi juga harus ikut serta menyebarluaskan dan turut membela agama Allah.
Ganjaran sebuah amal tergantung dengan amal yang kita lakukan. Jika kita mengingat Allah kita akan diingat, jika membela agama Allah kita akan dibela, jika memenuhi janji kepada Allah maka Allah pun akan memenuhi janji-janji-Nya kepada kita. Setiap orang yang membela agama Allah dengan perbuatan, lisan atau pikiran pasti Allah akan membela dan memberinya pertolongan.
Wallahu a’lam