Catatan: Suprio G.
* Manusia Belum Mampu Menaklukkan Nyamuk
Nyamuk, hanya dengan sekali tepukan tangan saja, binatang ini bisa mati. Tidak heran jika manusia lantas menyepelekan mahluk luar biasa ciptaan Allah ini. Pada hal dibalik tubuhnya yang kecil itu, nyamuk memiliki potensi yang membahayakan.
Mungkin sudah pernah mendengan jenis nyamuk Aedes aegypti. Gigitan spesies ini yang bisa mengirim orang ke rumah sakit, bahkan diantaranya harus kehilangan nyawa karena sebagai vektor Demam Berdarah Dengue (DBD). Spesies lain, sejenis culex, bisa menyebabkan kaki normal membengkak sebesar kaki gajah.
Meski manusia memiliki kecerdasan yang tinggi, namun tetap saja setiap tahun ada saja korban manusia dari gigitan nyamuk. Bahkan hingga kini di sejumlah daerah di tanah air masih disibukkan oleh ulah Aedes Aegypti yang menyebarkan virus dengue, dan menggigit ratusan korban. Sehingga serangan nyamuk tersebut sering dipandang sebagai Kejadian luar biasa yang terjadi hampir setiap tahun.
Setelah membuat heboh dengan teror DBD, bangsa nyamuk menghentikan serangannya. Tapi setelah manusia merasa lega dan “lengah”, secara mengejutkan bangsan serangga ini melancarkan teror jenis baru yang tidak kalah bahayanya, seperti chikungunya dan malaria. Sepanjang sejarah peradaban manusia, belum mampu menaklukan nyamuk secara total.
Pernah pada masa lalu manusia berhasil menemukan racun serangga yang ampuh, memberi optimisme untuk dapat membasmi serangga khusus yang menjadi sumber penyakit termasuk nyamuk.
Penemuan ini membuat manusia dibanyak negara menjadi sombong, mampu membasmi berbagai jenis nyamuk termasuk beberapa jenis serangga lain yang tidak berdsalah. Racun yg dibanggakan tersebut adalah DDT (Dichloro Diphenyl Trichlotoethane). Dalam Perang Dunia I, DDT berhasil digunakan untuk membasmi nyamuk malaria hingga ke sarang- sarangnya.
Namun selama 40 tahun DDT digunakan secara intensif untuk membasmi nyamuk, ternyata justru menjadi bumerang bagi manusia. Penelitian beberapa perguruan Tinggi dan lembaga riset kesehatan menunjukkan bahwa sejak penggunaan DDT secara intensif, banyak dijumpai kasus keracunan yang diantaranya sampai menimbulkan korban, muncul kasus kanker payudara dan meningkatnya penderita hipertensi.
Beberapa lembaga konservasi lingkungan juga melaporkan banyak menemukan kasus kematian pada satwa liar. Dilain sisi nyamuk juga belum lenyap. Bahkan muncul jenis nyamuk baru yang kebal terhadap DDT. Itu sebabnya pada tahun 70-an, WHO merekomendasikan penghentian penggunaan DDT.
Para ilmuwanpun tersadar, nyamuk bukanlah musuh manusia sembarangan. Pertahanan nyamuk lebih kuat dan lebih bagus dari pada tentera Nazi. Hingga kini, di abad 21, manusia dengan segala kemajuan ilmu dan teknologi nya belum mampu menaklukkan nyamuk (BERSAMBUNG)…