Catatan: Suprio G.
* Orang Yang Jadi Target Gigitan Nyamuk
Menurut penelitian, tidak semua nyamuk mau menggigit dan menghisap darah manusia. Hanya nyamuk betina yang biasanya menggigit manusia. Para nyamuk betina juga tidak sembarangan menggigit manusia. Artinya hanya manusia “terpilih” lah yang digigitnya, yakni orang- orang yang selayaknya memang patut digigit.
Setelah nyamuk dewasa, baik jantan dan betina kawin, maka nyamuk betina akan segera mencari mangsa, yakni orang- orang “terpilih” Untuk dihisap darahnya. Darah manusia mereka perlukan sebagai sumber protein untuk perkembangan telurnya. Sementara nyamuk jantan, karena tidak bertelur, mereka tidak perlu darah manusia. Nyamuk jantan biasanya hanya mencari sumber gula, dengan menghisap cairan necktar bunga atau cairan buah yang matang.
Sekitar 3-4 hari setelah kawin, nyamuk betina biasanya akan bertelur. Untuk itu ia akan mencari tempat yang cocok untuk bertelur dan mengerami telurnya, yakni tempat yang bersuhu hangat dan lembab.
Nyamuk betina memiliki alat “sensor” yang berada di bawah perutnya, berfungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban lingkungan. Setelah menemukan tempat yang cocok, nyamuk betina akan segera bertelur. Sekali bertelur, akan menghasilkan 100-300 butir telur (bergantung jenis nyamuknya). Lalu telur-telur tersebut dierami. Sekitar 1-2 hari kemudian telur menetas menjadi larva. Kemudian larva akan berubah menjadi pupa dan hidup dalam kepompong. Sekiar 5-10 pupa akan keluar dari kepompong dan berubah menjadi nyamuk dewasa yang memiliki sayap, sehingga pandai terbang untuk mencari mangsa, yakni orang-orang”terpilih” oleh nyamuk betina.
* Indera penglihatan nyamuk tidak sebaik penglihatan manusia
Menurut pakar nyamuk dari Institut Technology California, Prof. Michael Dickinson, nyamuk hanya bisa melihat manusia dalam bentuk gambar pixel (gambar kasar), tubuh manusia tertangkap oleh penglihatan nyamuk berupa gambar gumpalan gelap. Meski indra penglihatannya amat lemah, namun nyamuk memiliki sistem navigasi canggih, yang dapat mengidentifikasi keberadaan manusia.
Dalam sistem navigasi nyamuk, komponen terdepan yang amat diandalkan adalah indera penciumnya yang amat tajam, sehingga nyamuk dapat mengatahui keberadaan manusia dalam jarak sekitar 50 meter. Indera pencium nyamuk bisa dengan cepat menangkap adanya aroma gas karbon dioksida ( CO2) yang keluar dari hidung manusia saat bernafas. Setelah menangkap keberadaan karbon dioksida tersebut nyamuk akan melacak sumbernya sambil terbang, lalu mendarat pada tubuh “Pemilik” gas tersebut.
Nyamuk suka tinggal di wilayah yang hangat. Karena itu penduduk yang tinggal di wilayah tropis atau sub- tropis, pada musim panas sudah terbiasa dengan gangguan nyamuk. Tetapi nyamuk tidak sembarangan menggigit dan menghisap darah manusia. Tidak semua orang akan digigit nyamuk meski berada di tempat yang sama
Jenis bakteri yang hidup pada kulit, suhu tubuh serta uap air dari tubuh seseorang serta warna pakaian, menjadi pertimbangan bagi nyamuk dalam memilih mangsa.
Nyamuk menentukan target mangsa berdasarkan lanskap kimia di udara sekitarnya. Materi kimia di udara tersebut berasal dari tubuh manusia. Meski banyak senyawa yang dihasilkan dari tubuh manusia, karbon dioksida merupakan senyawa utama yang digunakan nyamuk untuk mendeteksi . Saat karbon dioksida dari paru-paru ini dikeluarkan dari tubuh, tidak langsung menyatu dengan udara di luar, tetapi tetap terikat dalam satu gumpalan khusus. Gumpalan karbon dioksida ini akan terbawa angin dan tertangkap oleh indera penciuman nyamuk. Setelah menangkap keberadaan karbon dioksida dan terdeteksi sumbernya, nyamuk akan terbang melawan arah angin guna mencari konsentrasi kabon dioksida tertinggi dari sekitarnya.
Menurut ahli dari Universitas Wageningen (Belanda), Joop van Loon, jenis dan keragaman bakteri pada kulit manusia akan mempengaruhi senyawa kimia dan aroma yang dihasilkan.
Komposisi kimia dan aroma yang dihasilkan oleh bakteri kulit, akan berpengaruh terhadap selera nyamuk untuk menggigitnya. Konon menurut para peneliti dari AS, nyamuk lebih suka mendekati warna hitam atau gelap. Karena itu orang yang bekerja di luar rumah, disarankan untuk menggunakan pakaian warna putih atau warna yang cerah.
Sementara hasil penelitian tim ahli dari Universitas Florida yang diketua Prof. Jonathan Day menyimpulkan, nyamuk lebih tertarik mendekati orang yang mengeluarkan karbondioksida yang lebih banyak. Jika seseorang dalam kondisi tertidur tenang, maka mengeluarkan karbon dioksida lebih sedikit akan lebih sedikit di datangi nyamuk. Sedangkan, orang yang tidur dalam keadaan resah atau gelisah (tegang) akan menghasilkan karbon dioksida lebih banyak, maka kecenderungan nyamuk menggigit lebih tinggi.
Kebiasaan berzikir dan berwudhu sebelum tidur, bisa membuat pikiran relax dan tenang, sehingga tidak mengeluarkan karbon dioksida yang berlebihan saat tidur. Kebiasaan terbut dapat memperkecil peluangnya untuk digigit nyamuk. (BERSAMBUNG)…