Oleh: Ust. Kemal Faisal Ferik (Pengasuh Majlis Komunitas Cinta Ilahi)
Beritalangitan.com – Niat memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan dunia serta akhirat kita. Kehadiran niat yang kuat dalam hati kita akan membawa segala aktivitas menjadi terarah sehingga hidup kita memiliki tujuan yang jelas. Tujuan hidup terbentuk dari sebuah tatanan niat yang sudah terintegrasi dalam hati kita. Dengan adanya tujuan maka kita akan hidup lebih terencana, tertata dan membuat hidup lebih bersemangat.
Rasulullah SAW bersabda : ”Setiap amal tergantung karena niatnya“. (HR. Mutafaqun Alaihi). Dari hadits ini ada dua pelajaran yang dapat kita petik.
Pertama, amal-amal yang kita lakukan merupakan gambaran apa yang diniatkan dalam hati kita. Jika hari ini kita tidak banyak melakukan amal baik maka ini cerminan bahwa memang hati kita pada awal paginya tidak dipenuhi dengan niat-niat baik.
Kenapa kita tidak bersodaqoh hari ini? Ya karena memang kita tidak meniatkan untuk sedekah. Mengapa kita tidak datang tepat waktu ketika menyelesaikan tugas dari tempat kerja? Ya karena memang kita tidak sungguh-sungguh meniatkan untuk menyelesaikannya tepat waktu. Mengapa hari ini kita membaca Qur’an hanya satu halaman saja? Ya karena kita tidak meniatkan untuk membaca Qur’an lebih dari tiga halaman. Betapa apa yang kita perbuat menjadi cerminan apa yang kita niatkan.
Kedua, dari hadits ini dapat kita pahami bahwa amal itu diterima oleh Allah jika niatnya karena Allah. Meskipun amal baik yang kita lakukan banyak namun jika tidak diniatkan karena Allah maka semua itu tidak menjadi bermakna di akhirat nanti. Tentunya bagi kita sebagai seorang muslim sangatlah merugi jika ama-amal baik kita di dunia tidak mengantarkan kita kepada kebahagian yang abadi yaitu kebahagiaan di akhirat.
Dalam sebuah hadits diceritakan bahwa ada tiga golongan yang akan pertama kali dihisab di akhirat. Pertama adalah orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan oleh Allah. Kemudian Allah bertanya kepadanya, “Apa yang telah engkau perbuat dengan ilmumu?“ kemudian orang itu menjawab “Ya Tuhan kami, dengan ilmu ini saya senantiasa mengajari orang, saya beribadah pagi dan malam karenaMu”. Kemudian Allah berfirman, “kamu dusta kamu berbuat itu semua karena ingin dianggap orang yang alim bukan berharap keridhoanku. Karena itu engkau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan, di dunia dan di akhirat engkau tidak mendapatkan apa-apa”. Kemudian dilemparkan orang ini ke neraka. Kemudian didatangkanlah golongan orang yang kedua yaitu orang-orang yang kaya selama hidupnya di dunia. Allah SWT pun bertanya pada mereka, “Apa yang telah engkau perbuat dengan hartamu? mereka pun menjawab, “Yaa Tuhan Kami sungguh kami telah bersedekah dengan harta-harta kami”. Allah pun berfirman kepada mereka, “Dusta kamu, engkau bersedakah bukan karena Aku tapi supaya engkau di dunia disebut oleh orang lain sebagai orang yang dermawan”. Kemudian dilemparkanlah mereka ke neraka. Kemudian didatangkan golongan orang ketiga yaitu orang-orang yang mati syahid ketika berperang di jalan Allah. Kemudian ditanya pula oleh Allah, “Apa yang telah engkau lakukan di dunia? mereka pun menjawab, “Kami berperang di jalan Allah dan kami syahid. “Allah pun berkata pada mereka, “Engkau berperang hanya karena ingin disebut pemberani bukan karena Aku“. Orang-orang ini pun dilemparkanlah ke neraka. (Dikutip secara makna dari kitab Ihya Ulumudin jilid 1 hal 390 karya Al Ghozali)
Keutamaan Niat Baik
Selain hal-hal yang dijelaskan di atas, orang-orang yang senantiasa hatinya dipenuhi oleh niat baik maka ia akan memperoleh keutamaan khusus dari Allah. Adapun keutamaan tersebut adalah berupa bonus pahala disebabkan niat baiknya meskipun ia tak sempat mewujudkan niat baiknya. Rasululah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berniat untuk berbuat kebajikan maka ia akan dituliskan untuknya satu pahala kebajikan tersebut meskipun ia tidak mengamalkannya”. (HR Mutaffaqun Alaihi).
Dikisahkan, suatu hari setelah menjalani perang tabuk, Rasululah SAW dengan para sahabat berjalan melewati lembah demi lembah untuk kembali pulang menuju Madinah. Di tengah perjalanan, Rasululah SAW pun bersabda, “Ada segolongan orang yang tinggal di Madinah dan tidak ikut berperang bersama kita tetapi mereka mendapatkan pahalanya seperti kita? para sahabat keheranan dan bertanya, “kenapa demikian? Bukankah mereka tidak ikut berperang bersama kita?” Mereka itu ada kendala sehingga tidak berperang tetapi mereka mendapatkan pahala jihadnya karena niat baiknya untuk berjihad. (HR Bukhori dan Abu Dawud).
Sahabatku, Penuhilah hatimu dengan niat-niat yang baik karena setiap niat baikmu akan menjadi penambah pahala kebajikan di setiap lembaran amalmu. Nisfu Sya’ban adalah saat disetorkan buku catatan amal kita dan kita berharap bahwa disaat itu buku catatan amal kita dipenuhi dengan catatan kebaikan karena amal dan niat baik kita.
Semoga bermanfaat.