Cianjur, beritalangitan.com – Pondok Pesantren Salafiah Al-Istiqomah Cianjur adalah salah satu pesantren yang memiliki metode pembelajaran yang berbeda dengan pesantren pada umumnya. Pesantren ini terletak di kampung Ciheulang 01/02 Desa Langeunsari, Kabupaten Cianjur Jawa Barat.
Pondok Pesantren Salafiah Al-Istiqomah awalnya bernama Pesantren Al-Attoriyah yang didirikan oleh KH At-Thori pada tahun 1940 di masa penjajah belanda hingga tahun 1960, kemudian di teruskan oleh generasi ke dua yaitu KH Romli namun tidak lama meneruskannya dikarenakan meninggal di usia muda.
Pada saat meninggal, KH Romli hanya memiliki satu anak laki-laki yang masih kecil, sehingga keberadaan pesantren saat itu mengalami kekosongan pemimpin yang cukup panjang hingga sepuluh tahun lamanya. Hingga Akhirnya, istri KH Romli (Alm) menikah lagi dengan seorang ulama dari Cikalong pada tahun 1970, yaitu KH Muhaimin Husen hingga 2001.
Pada tahun 1971 nama Pesantren At-Attoriyah di rubah oleh KH Muhaimin Husen, namanya menjadi Pondok Pesantren Salafiah Al-Istiqomah, beliau berkiprah hingga tahun 2001, kemudian dilanjutkan oleh generasi ke tiga yaitu KH M Apipuddin sampai pada tahun 2019, dibulan Dzulhijah KH M Apipuddin meninggal dunia.
Setelah kepergian KH Apipuddin Mughni Pesantren Al-Istiqomah ini kemudian diteruskan kembali oleh generasi ke empat yaitu KH. Aden Asadulloh hingga sekarang.
Pada saatn ini di tahun 2020, jumlah santri yang ada saat ini sebanyak 515 orang, yang terdiri dari santri putra putri dan 20 asatidz/pembimbing.
Untuk memberikan kenyamanan dan motivasi pada santri, setiap tahunnya di pesantren ini biasa di adakan kegiatan imtihan, ngerab kalimah, lomba-lomba cerdas cermat, membaca kitab, belajar berdakwah dan lain-lain.
Selain pesantren salafiah, Pesantren ini memiliki program pendidikan formal juga, sehingga pada tahun 2009 pesanantren ini mendirikan Mts dan 2013 mendirikan SMA Islam, tempatnya di pisahkan agak jauh dari lokasi pesantren salafiah agar pembelajarannya tetap mempertahankan ke salafiahannya.
Selain itu pesantren ini juga melakukan Kerjasama dengan perguruan tinggi yaitu dengan STIE Fatahilah yang ada di Tangerang pada tahun 2014. Hal ini bertujuan untuk mewadahi Santri yang ingin melanjutkan pendidikan formal ke jenjang lebih tinggi.
Menurut KH Aden Asadulloh, suit sekali menciptakan generasi yang lebih baik saat ini dikarenakan generasi hari ini lebih condong kebarat-baratan. Jadilah generasi-generasi yang bisa memepertahankan warisan-warisan leluhur kita, yaitu para ulama.
Kita harus bisa menjaga, melestarikan, kebiasaan atau karakter dari orang-orang terdahulu yang baik dan sholeh, harus ada inovasi, kreatifitas yang bisa membangun diri. Kami tetap fokus dengan salafiah yang mempertahankan kitab kuning, tetapi kami pun jeli untuk melihat jaman yang berbeda agar pesantren ini dapat terus exist untuk kedepannya.
Di Pesantren Salafiah Al-Istiqomah memiliki beberapa program, salah satu Program unggulannya adalah program Amtsilati (program pemula cara cepat membaca kitab kuning). Program yang di adopsi dari pesantren Daarul Falah jepara. Dengan metode Amsilati ini, para santri bisa dengan mudah membaca kitab kuning dengan cepat dan mudah, hanya dengan enam bulan saja semua santri dapat membaca kitab kuning dengan cepat asalkan santri mengikuti arahan dari pembimbing dengan benar.
Program Kedua di muhadasah bahasa arab dan memandirikan santri untuk mengajar, tidak hanya belajar tapi belajar untuk mengajarkan dalam nahwu sorof. Dan terus di bebani setiap santri itu untuk mengajar hingga pada waktunya dapat mengajar di luar pesantren.
“Dimana pun siapapun jadilah seorang alim, yang insya Allah itu akan menjadi hal yang terbaik untuk dirinya, orang lain dan yang terpenting adalah untuk orang tuanya,” pungkas KH Aden Asadulloh. (tri)