Bandung, 7/11 (beritalangitan.com) – Di masa awal didirikannya pada tahun 1997 lalu oleh KH. Asep Saepudin, hingga saat ini terhitung sudah tiga angkatan yang notabene santrinya berasal dari berbagai daerah di Nusantara. Pondok yang beralamat di Jl. Sariwangi No. 127 Kecamatan Parongpong – Bandung ini masih giat menyelenggarakan berbagai pengajian meskipun sudah tak ada santri yang mondok dan yang mengaji, hanya masyarakat sekitar pesantren atau biasa disebut santri kalong saja.
Kemunduran yang terjadi pada pesantren salafi yang terjadi saat ini salah satunya di akibatkan oleh pergeseran atau terkikisnya budaya yang ada di masyarakat sehingga orangtua lebih memilih anaknya untuk dimasukukan kependidikan modern atau kesekolah-sekolah formal, tetapi keadaan ini menjadi sebuah motivasi bagi kyai untuk terus mempertahankan dan memajukan kembali pesantren salafi.
Hal tersebut dikatakan KH. Asep Saepudin saat di temui tim lipsus pesantren beritalangitan.com 04/11 di kediamannya. Kyai Asep menuturkan bahwa “santri yang sudah lulus dari pesantren modern mestinya lebih mematangkan kembali ilmu agamanya di pesantren salafi, karena pola pendidikan salafiyah rata-rata sudah berhasil menciptakan manusia yang memiliki budi pekerti bahkan melahirkan Kyai-Kyai besar sepanjang masa”.
Kyai Asep juga berharap bahwa dunia pesantren seharusnya bisa ditopang oleh para agnia atau para dermawan dari kalangan pengusaha muslim, sehingga pesantren salafi bisa memiliki kemandirian dan mampu membekali para santrinya, bukan hanya dengan ilmu agama saja tapi dengan berbagai keterampilan dan potensi ekonomi hingga mampu menjawab tantangan zaman saat ini, karena paradigma masyarakat saat ini sudah mengklaim bahwa keluaran pesantren tidak memiliki masa depan yang cerah, oleh sebab itu perlu kiranya keterlibatan para agnia untuk turut mempertanggungjawabkan kelanjutan generasi penerus salafiyah sebagai produsen pencetak orang shaleh, pungkasnya.
(Tim Lipsus Beritalangitan.com)