Garut, Beritalangitan.com – “Darussalam”, adalah sebuah nama yang diberikan oleh KH. Sukron Ma’mun (alm) kepada pondok pesantren yang didirikannya pada tahun 1982. Inilah sebuah Pondok Pesantren di kawasan kaki Gunung Cikuray tepatnya di Kp. Ciparay Desa Giriawas Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut Jawa Barat yang memiliki visi mencetak para santri yang mempunyai intelektualitas keagamaan yang luas dan berdedikasi tinggi dengan didasari akhlaqul karimah. Pondok Pesantren Darussalam ini telah resmi berbadan hukum dalam naungan sebuah yayasan, yaitu Yayasan Pondok Pesantren Darussalam As-Sukroniyah.
Pondok pesantren Darussalam As-syukroniyah adalah suatu lembaga pendidikan Islam yang pada awal berdirinya adalah sebuah Pondok Pesantren Salafiyah yang hanya mengajarkan kitab kuning saja, akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, kini Pontren Darussalam sudah berbentuk lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan jenjang pendidikan mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SMP IT. dan pada tahun ajaran baru 2016 / 2017 berencana akan mulai membuka sekolah SMA IT, tentunya semua siswa yang ada dilingkungan sekolah tersebut adalah santri di Pondok Pesantren Darussalam yang tetap mengajarkan kitab kuning sebagai ciri khas dari pesantren salafiyah.

Kini pesantren Darussalam memiliki 150 orang santri putra/putri, mereka datang dari wilayah Garut Selatan dan Tasikmalaya, terang ustad Dindin Mauludin S.Pdi.MM salah satu dewan kyai di pesantren Darussalam saat ditemui beritalangitan.com.
Di tempat yang terpisah KH. A. Muflih Afgani yang ditunjuk sebagai pemimpin Pondok Pesantren Darussalam selepas kepergian ayahandanya tercinta pada tahun 2005 silam memaparkan bahwa Pondok Pesantren Darussalam sejak dulu hingga kini berusaha untuk terus istiqamah sebagai pusat pengkaderan manusia yang berhati tulus dan berkehidupan penuh adab.

Sebagaimana para ulama pendahulu yang merintis pondok pesantren dengan berjiwa tulus dan damai, berniat hanya ingin membentuk masyarakat beramal tulus dan berkehidupan damai yang tertata dalam perikehidupan Islami, semua pengasuh pondok pesantren yang ada di Indonesia saat ini beserta para santrinya adalah mereka yang berjiwa tulus, dan tetap istiqomah dalam mengajarkan dan menuntut ilmu agama untuk bekal di kemudian hari.
“Terbukti para alumni pesantren ini mereka bisa mengamalkan ilmunya di tempat mereka tinggal sekarang minimal menjadi seorang imam mesjid atau mengajarkan ngaji. Dan tak sedikit juga para alumni yang sudah memiliki pesantren dan mengelola majlis-majlis taklim di lingkungannya sendiri”, tutup KH Muflih kepada beritalangitan.com. (Cg)