Beritalangitan.com – Pesantren Miftahul Anwar Terletak di dusun Nangela Tamansari kota Tasikmalaya, pesantren ini berdiri diatas lahan seluas 1,3 Ha, tak kurang dari tiga ratus santri mukim dan dua ratus santri kalong yang menuntut ilmu di pesantren salafi di bawah piminan KH. Asep Ishak ini, pondok pesantren ini didirikan oleh ayahandanya yaitu KH. Karnudin pada tahun 1974, setelah beliau wafat pada tahun 1999 pesantren ini dilanjutkan anak tertuanya yaitu Kyai Asep Ishak ini.
Kyai Asep Ishak bersama dengan empat saudaranya yaitu Kyai Ajengan Mirdad Fauzi, Kyai Ajengan Ery Asy’ari, Elis Samrotul Fuadah, dan Hj Winwin Erna Kurnia bersama-sama mengelola pondok pesantren yang alumninya sudah mencapai enam ribu orang ini dan tetap mengusung konsep salafinya hingga sekarang.

Bagi KH. Asep Ishak pondok pesantren itu tidak boleh disatukan dengan pendidikan formal, baginya lebih baik menyediakan fasilitas antar jemput bagi santrinya yang ingin menempuh pendidikan formal di luar pesantren, karena pola pendidikan pesantren salafi itu baginya adalah berbeda dengan konsep pendidikan formal, tidak bisa disatukan dalam satu atap, tetapi meski demikian dirinya memberi kebebasan bagi santrinya jika ada yang ingin bersekolah diluar pesantren.
Menurutnya sebuah pesantren itu ibarat sebuah toko, harus memiliki spesifikasi yang jelas, tidak boleh bercabang dalam penyajiannya karena akan membuatnya menjadi tidak fokus dan kabur apalagi jika produk yang ditawarkannya berbeda, maka sebuah pesantren pun harus fokus dalam mendidik santrinya dengan pola yang jelas.

Begitupun disisi ekonomi pesantren, bagi Kyai Muda yang energik ini sebuah pesantren haruslah memiliki ketahanan disisi ekonomi agar pesantren itu tidak menjadi peminta-minta dan selalu berharap belas kasihan dari pihak lain, selain bidang pertanian, bidang peternakan seperti berternak ayam kambing dan ikan digelutinya dengan sungguh-sungguh sehingga hasilnya pun dapat menjadi sumber mata pencaharian untuk menunjang segala kebutuhan pribadi dan pesantrennya.
Dirinya amat tidak setuju jika seorang Kyai menggadaikan harga dirinya dengan memelas mengharapkan bantuan dari pihak lain, apalagi jika harus bergantung dari bantuan pemerintah, baginya seorang Kyai itu harus bertanggung jawab penuh dalam mengurusi ummat, apapun resiko dan konsekuensinya karena seorang Kyai harus yakin dan bergantung pada Allah dan siapa yang berjuang di jalan Allah akan mendapat pertolongan dan limpahan berkah. (team beritalangitan.com)