Pimpinan Pondok Pesantren Al – Mu’awanah Cilame Kab. Bandung Barat: “Pesantren Harus Bangkit”

0
5788
KH. Dede Saepudin, S.Pd.I., M.M.Pd., Pimpinan Pondok Pesantren Al – Muawanah.

Bandung, 22/12 (Beritalangitan.com) – Sepak terjang perjuangaan Pesantren di Indonesia dengan berbagai dinamikanya sejak dulu mampu mencetak para ulama dan orang-orang soleh yang mampu tampil menjadi figur sentral di masyarakat, sejak dulu Kyai adalah panutan dan bagian yang vital dalam menentukan sebuah kebijakan publik, begitulah semangat dan Ruhhul jihad Pondok Pesantren Al Mu’awanah yang beralamat di Kampung Sukamaju Rt.01/01 Desa Cilame Kecamatan Ngamprah – Bandung Barat. Pesantren ini memiliki semangat ingin kembali membangkitkan kejayaan pesantren salafiyah yang akan mampu melahirkan kembali manusia-manusia sholeh dan pemimpin yang terbaik.

Awalnya Pondok Pesantren Al Mu’awanah ini hanya sebuah Mesjid yang kemudian berkembang dengan berdirinya Madrasah pada tahun 1987 yang dirintis oleh KH. K. Sutia Djainudin yaitu ayahanda dari Pimpinan Pondok Pesantren Al Mu’awanah saat ini KH. Dede Saepudin. Dirinya meneruskan cita-cita pendahulunya dengan tetap menjaga konsistensi dan semangat juang dalam dakwah, lalu pada tahun 1995 resmilah berdiri sebuah Pondok Pesantren Al Mu’awanah hingga sekarang.

Foto : Pembangunan asrama, kegiatan santri dan suasana pesantren

Menurut KH. Dede Saepudin kepada tim lipsus pesantren beritalangitan.com selaku Pimpinan Pesantren juga aktif sebagai ketua MUI Kecamatan Ngamprah, awalnya pembangunan Pesantren sempat menimbulkan respon pro kontra dari masyarakat, tetapi Itu semua ia jadikan tantangan untuk menjadikan pesantren agar lebih diakui eksistensinya dimasyarakat.

Pesantren tidak hanya melahirkan manusia yang sholeh tetapi mempunyai kualitas dan mampu tampil berprestasi ditengah masyarakat, hal itu memang tidak mudah dirasakan oleh KH. Dede, walaupun terbukti hingga kini sudah ada banyak alumni Al-Mu’awanah sudah menjadi ustadz yang telah berkontribusi mengajarkan ilmunya kembali di masyarakat.

Berbagai terobosan dilakukan oleh putra ke dua dari pasangan KH. K. Sutia Djainudin dan Hj. Siti Djuariah ini, seperti dengan memfasilitasi santri yang siap melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi. Karena menurutnya untuk menjawab tantangan jaman saat ini diperlukan juga status akademis untuk mempermudah melakukan hubungan strategis tertentu. Selain itu sang kyai perlahan-lahan memperbaiki sarana prasarana pesantren agar tercipta suasana kondusif bagi santri dalam memahami ilmu yang diberikan pihak pesantren.

Sebuah ide cemerlang digulirkan oleh KH. Dede Saepudin dalam menjawab kondisi keterpurukan pesantren saat ini, yaitu Program Ponpes Salafiyah Terpadu. Dimana program ini adalah sebuah paket pendidikan dimana santri wajib mengikuti pendidikan pesantren seiring dengan masa perkuliahan hingga selesai, Program tersebut sedang dirintis dari sekarang oleh sang kyai yang telah menyelesaikan masternya di STI malang ini, diharapkan pada tahun 2018 program Ponpes Salafiyah Terpadu ini sudah bisa dijalankan.

Diakhir perbincangan tim beritalangitan.com dengan  KH. Dede,  Pimpinan Ponpes yang memiliki 103 santri mondok ini mengatakan, pesantren dulu berjaya dengan melahirkan ulama-ulama panutan umat, meski dulu fasilitasnya sangat sederhana, belum ada tekhnologi kemudahan seperti sekarang ini, tapi nyatanya mampu melahirkan tokoh-tokoh ulama besar sepanjang sejarah. Salah satunya yaitu dengan memahami kembali ilmu managament Pengkaderan di Pesantren, kedua dengan membangun silaturahmi dengan masyarakat serta memberikan solusi nyata pada masalah-masalah  yang dihadapai masyarakat, terutama masalah peribadahan dan aturan agama, dan yang ketiga yaitu dengan memberikan sosialisasi akan pentingnya peran sebuah pesantren dalam membangun tatanan masyarakat, bahwa pesantren merupakan solusi dalam mencetak manusia berkualitas, Mama Khoer Affandi dulu pernah mengatakan “Bohong Cinta Islam lamun anakna teu di pasantrenkeun”, (bohong mencintai islam kalau anaknya tidak masuk pesantren. Red) tutupnya. (tim lipsus beritalangitan.com)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.