Oleh : S. Guntoro
SEBATANG POHON PUN DAPAT BERFIKIR
Malam itu penulis (saya) tidur di Malang, karena besoknya harus mengikuti seminar. Pagi harinya, Sepulang dari masjid, bersama Prof. Muhammad Yunus kami ngobrol di teras rumahnya dikelilingi tanaman hias yang elok dan beraroma wangi. Ditemani sepiring pisang goreng plus kopi tubruk hangat. Obrolan tentang kisah diawal tadi, yakni pohon yang berupaya menyelamatkan nyawa Nabi Zakaria dan juga soal Lebah. Maklum, Prof. Yunus merupakan Guru Besar ilmu lebah Universitas Brawijaya. Juga salah seorang pengurus Asosiasi Peternak Lebah Madu Indonesia.
Disamping seorang peneliti lebah, beliau juga memiliki hobi mengamati kehidupan lebah secara konsisten sejak masih muda hingga sekarang memasuki usia 50-an tahun. Obrolan pun dibuka beliau.
Prof. Yunus : “Sepanjang mengamati kehidupan lebah, saya berkesimpulan bahwa pohon-pohonan itu bisa berfikir”
Penulis mengangguk heran. Karena baru kali ini mendengar kesimpulan dari seorang profesor yang menyatakan bahwa pohon bisa berfikir.
Penulis: “Lantas apa buktinya prof, sehingga muncul kesimpulan itu?”
Prof. Yunus : “Suatu saat saya mengamati kehidupan lebah di perkebunan Kakao. Saat itu banyak pohon Kakao yang tengah berbunga. Lebah itupun mendekati bunga- bunga yang ada di cabang- cabang Kakao, dengan harapan untuk bisa menghisap Nektar-nya. Namun gagal. Karena saat lebah mendekat, tidak satu bungapun yang mau mekar. Kelopak bunga tetap tertutup sehingga lebah tidak bisa menghisap Nektarnya. Lebah pun menjauh sambil memantau, kalau-kalau bunga tersebut mau mekar. Tidak lama kemudian datanglah semut hitam mendekati kuncup bunga tersebut. Maka bunga Kakao itupun membuka kuncupnya dan mekar. Maka, serta merta si semut hitam segera menghisap Nektarnya, lalu pergi. Melihat kejadian tersebut, si lebah segera terbang mendekati dan mengikuti semut hitam. Sesampainya ditempat yang memungkinkan, semut hitam mengeluskan cairan manis (nektar) pada ranting atau daun tanaman. Lantas cairan tersebut dihisap oleh lebah. Jadi, antara lebah dan semut hitam selalu bersahabat, ada semacam kerjasama. Itu sebabnya, dlm sebuah hadist, Rasulullah melarang membunuh lebah dan semut hitam”.
Penulis : “Ada hal yang perlu dijelaskan Prof, pada saat lebah mendekati bunga kakao, bunga itu tidak mau mekar (membuka kuncup). Tapi kenapa saat yang mendekati semut hitam, bunga kakao segera membuka kuncupnya?”
Prof. Yunus : “Ya itu tidak terlepas dari unsur kepentingan. Pohon kakao memerlukan kehadiran semut hitam. Karena semut itu dapat mengusir hama, yakni Helopeltis serangga hama kakao. Helopeltis suka menghisap cairan buah kakao, sehingga buahnya menjadi kering dan mengeras, sehingga tidak bisa dikonsumsi oleh manusia. Dengan kehadiran semut, menyebabkan Helopeltis ketakutan dan pergi menjauh. Karena itu, pohon kakao menyediakan nektar-nya untuk semut hitam. Dengan harapan semut hitam tinggal di cabangnya, dan kakao akan aman hidupnya, tanpa ada yang mengganggunya. Sementara lebah tidak memiliki peran dalam pengamanan pohon kakao dari gangguan hama. Itu sebabnya saya berkesimpulan, pohon-pohonan atau mungkin juga tanaman – tanaman yang lain juga bisa berfikir. Mungkin mereka juga berfikir dan merasa bangga jika bisa berbuah lebat dan baik, sehingga bisa dinikmati oleh manusia. Sebaliknya, mungkin mereka merasa sedih bila tidak bisa berbuah dengan baik dan tidak bisa dinikmati manusia, merasa hidupnya kurang berguna.
Sore harinya, seusai seminar, kamipun berangkat ke Bali. Karena kami juga bermaksud mengundang Prof. Yunus untuk mengecek beberapa instalasi bio gas yang produksi methannya hanya sedikit, tidak bisa keluar secara optimal. Tapi dengan adanya teori baru, bahwa tanaman bisa berfikir, penulis lebih tertarik membuktikan teori itu dari pada memperbaiki instalasi bio gas.
Setelah sampai Denpasar, kami berdua langsung menuju rumah petani lokal (srd. Ketut Sirsa) yang berada di desa Pucaksari, kec Busungbiu, kab. Buleleng – Bali. Kebetulan beliau memiliki kebun kakao, dan kami sebarkan semut hitam di kebunnya untuk mengendalikan hama Helopeltis. Kami harus menginap 3 malam di desa itu untuk bisa menyaksikan langsung peristiwa yang menakjubkan tersebut.
Pada malam keempat kami berdua baru bisa menyaksikan apa yang diceritakan Prof. Yunus. Seekor lebah yang gagal memperoleh nektar dari bunga kakao. Tapi berkat bantuan semut hitam, lebah itupun berhasil memperoleh nektar. Pohon bisa berfikir, seranggapun juga bisa berfikir untuk bisa memberi harapan kepada pohon kakao agar dia bisa memberikan nektar bunganya. Masyaa Allah… Begitu halus dan rapinya Allah subhanahu wa ta’ala mengatur sistem kehidupan mahluk-Nya. ( BERSAMBUNG)