Cimahi, 04/11 (beritalangitan.com) – Jika berbicara tentang pesantren tertua di Kota Cimahi bahkan disebut-sebut sebagai pesantren tertua di Jawa Barat maka jawabannya adalah Pondok Pesantren Cibeureum Kidul yang beralamat di Jl. Mukodar Rt. 01/08 Kelurahan Cibeureum Kecamatan Cimahi Selatan, konon hingga saat ini pondok Salafiyah ini dikelola oleh generasi ketujuh, maka sudah bisa dibayangkan usia pesantren ini.
Adapun estafeta kepemimpinan Ponpes Cibeureum Kidul adalah KH. Mukodar, KH. Abdul Jalal, KH.Hasan Hijrai, KH. Faqih, KH. Ma’sum, KH. Izzuddin dan KH. Jaenuddin, dan yang mengelola kini yaitu KH. Alan Nur-ridwan, yang menarik adalah kesemuanya pengelola tersebut merupakan menantu dari pewaris yang sebenarnya.

Ditemui tim lipsus beritalangitan.com dikediamannya 3/11/2015, KH. Alan Nur Ridwan mengungkapkan bahwa masyarakat di nusantara kejahiliyahannya tak kalah dengan Mekkah, menurutnya walaupun Mekah dulu disebut sebagai zamannya jahiliyah, maka bangsa ini lebih jahiliyah lagi, karena masyarakat Indonesia lahir dari hasil asimilasi berbagai faham dan agama, faham animisme, dinamisme, dan tetoisme dan berbagai agama, itulah yang membuat Indonesia lebih jahiliyah dibanding Mekah paparnya.
“Para wali dan santri itu jelas memiliki peranan besar dalam merubah peradaban di Nusantara, dan perjuangan para santri dan Kyai sangat besar dalam mengusir kafir harbi Belanda, hingga kemerdekaan tak bisa dilepaskan dari peran Kyai dan santri-santrinya, “pondok pesantren selain mengajarkan ilmu agama juga membentuk akhlak para santri, santri itu tidak pernah tawuran, tidak pernah menimbulkan gejolak sosial, dan paling depan dalam hal kegiatan sosial terutama dalam kegiatan peribadahan, itulah hasil dari didikan pesantren”, lanjut KH. Alan Nur Ridwan yang memimpin Pesantren Cibeureum Kidul sejak tahun 1999.

Dalam perkembangannya saat ini pondok pesantren cibeureum kidul, selain mengajarkan ilmu agama, juga mendidik para santri untuk bisa mandiri dalam segi ekonomi, sehingga selepas santri belajar ilmu agama, selain bisa mengajarkan kembali ilmunya kepada masyarakat, santri juga bisa belajar berwirausaha agar dapat mandiri di segi ekonomi dan mampu menghidupi diri sendiri .
Beberapa bidang usaha yag ditekuni untuk menopang kemandirian ekonomi santrinya adalah dengan membuka usaha mebel, usaha konveksi seperti kerudung dan sablon juga bidang kulinerpun ditekuni. Semua bentuk pendidikan ini adalah untuk menjawab pandangan masyarakat selama ini tentang image pesantren sebagai lembaga pendidikan yang disebut – sebut tidak memiliki masa depan yang cerah. Selain dari itu, KH Alan Nur Ridwan ingin membuat sebuah badan diklat santri dengan bertujuan untuk mendidik dan melatih santri agar siap guna dimasyarakat.
Kyai Alan Nur Ridwan berharap pesantren haruslah kembali menjadi kebanggaan masyarakat, dan para Kyai itu haruslah fokus mengabdikan diri pada masyarakat, serta tidak mengecewakan pemerintah, tutup Kyai yang juga menjabat sebagai ketua “Forum Pondok Pesantren (FPP) kota Cimahi”. (Tim Lipsus Pesantren Beritalangitan.com)