Bandung, 3/11 (beritalangitan.com) – Di rintis pada tahun 1985 Pondok Pesantren ini bernama Miftahul Huda An-Nawawi, merupakan salah satu cabang dari Miftahul Huda Manonjaya. Pesantren ini di pipimpin oleh KH. Sodiq M.Nawawi yang beralamat di Jl. Padat Karya Rt 03/02 Kelurahan Cibeber Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Hingga sekarang pesantren ini masih bertahan sebagai pesantren salafiyah walaupun pesantren yang murni salafi di Cimahi kini sudah sulit ditemui.
Di awal pendiriannya pondok pesantren ini tidak mendapat dukungan atau kalau tidak disebut “penentangan” dari masyarakat dan aparat setempat, kawasan ini adalah kawasan masyarakat yang memiliki akar sejarah poitik dengan temperamen tinggi, sehingga dipilih pemerintah untuk dijadikan sebagai basis Militer.
Namun menghadapi penentangan itu Kyai Sodiq bersama istrinya Hj. Euis Solihat memilih tetap istiqomah dalam menjalankan amanah dari sang Guru agar tetap mempertahankan pesantren ini, dan ternyata kegigihan perjuangannya tidaklah sia sia, seiring waktu masyarakat mulai merasakan dampak positif dari keberadaan pesantren yang dipimpinnya, dan akhirnya hingga kini berbagai dukungan dan bantuan baik dari pemerintah dan masyarakat sudah didapat dirasakannya.
Dalam perjalannnya sampai saat ini pesantren Miftahul Huda An-Nawawi sudah menghasilkan lulusan lebih dari 300 orang, meski pada awalnya santri yang mondok di pesantren ini tidaklah banyak hanya 18 orang, tapi jumlah tersebut tidak mengendurkan semangat bahkan menjadi sebuah motivasi bagi sang Kyai yang dikaruniai tiga orang anak ini, saat ini ada 30 orang santri dan santriwati yang mondok walaupun sebagian besar adalah Pelajar dan mahasiswa.
Namun selain santri Kyai Sodiq dan istrinya Ustadzah Euis aktif menyelengarakan pengajian rutin mingguan untuk penduduk sekitar, Usdatzah Euis saja bisa menghabiskan waktu di 22 pengajian dalam satu minggunya, belum lagi Kyai Sodiq yang sering menjadi pembicara di Kampus Unjani, di komplek militer, di mesjid agung kota cimahi, bahkan dilingkungan pemkot sehingga namanya sudah cukup di kenal di kalangan masyarakat ataupun tokoh serta pejabat di Kota Cimahi
Ditemui tim beritalangitan.com 2/11 di sela sela kesibukanya Kyai kelahiran Karangnunggal Tasikmalaya ini menuturkan bahwa sebagai seorang Kyai haruslah cerdas melihat kondisi dan peluang yang ada lingkungan sekitarnya, supaya syi’ar ini bisa diterima oleh masyarakat agar dapat terus mempertahankan eksistensi pesantren dan terus melakukan pembinaan bagi umat Islam.
“Kecerdasan dan kesabaran dalam menjalankan syiar itu mutlak diperlukan seorang Da’I dan Murabbi, karena kebahagian itu akan datang di ujung kepedihan” kata sang Kyai, hasil yang kita dapat adalah cerminan dari upaya yang kita lakukan, karena “sebesar apa kita membesarkan agama Allah, maka sebesar itu pulalah Allah akan memberikan kebesaran kepada kita” pungkasnya. (Tim Lipsus Pesantren Beritalangita.com)