Beritalangitan.com – Melirik ke kawasan Rajapolah Tasikmalaya sebenarnya cukup banyak juga pesantren disini, tetapi kali ini pilihan team beritalangitan.com jatuh pada pondok pesantren NURUL HUDA, tepatnya berada di kampung kebon kalapa Rt 03/01 desa Rajapolah kecamatan Rajapolah dibawah pimpinan Kyai Zainal Abidin.
Sebenarnya pesantren ini relative masih baru, berdiri pada tahun 2001 lalu, tetapi meski usianya masih sangat sebentar namun santri disini mencapai 50 orang, bahkan dengan santri kalongnya bisa mencapai 150 orang, dan tigapuluh orang diantaranya masih bersekolah setingkat tsanawiyah di sekolah terdekat, dan sebagian lainnya memang bermukim disini.
Awalnya pesantren ini hanyalah sebuah diniyah kecil tempat anak-anak bermain dan belajar, setalah Kyai Zainal Arifin pindah rumah ke lokasi ini kemudian mengajar ngaji, dan setelah sekian lama akhirnya masyarakat berinisiatif untuk membangunkan sebuah pesantren, karena banyak orangtua yang menitip inapkan anaknya untuk belajar agama disini, akhirnya dengan partisipasi penuh masyarakat berdirilah pesantren Nurul Huda ini.
Kyai Zainal Abidin tidak menerapkan kurikulum penuh di pesantren ini, pola belajar mengajarnya tidak dibatasi pada usia atau tingkatan, tetapi berdasarkan jam dan jenis materi baku seperti fikih, hadist, safinah dan lain sebagainya secara rutin setiap harinya, keterbatasan sumberdaya pengajar di pesantren ini yang menjadi kendala utama sehingga pola belajarnya seperti itu sesuai dengan kemampuan sang Kyai.
Yang penting adalah konsepnya salafiyah meski tidak sepenuhnya sesuai karena tidak menggunakan kurikulum, meskipun demikian hal itu tidak mengurangi semangat belajar anak-anak disini tutur Kyai yang masih terbilang masih muda ini, dan selama ini kami tidak pernah mendapatkan bantuan pemerintah untuk penambahan atau perbaikan bangunan, semua bangunan ini adalah murni swadaya masyarakat sekitar sini tambahnya.
Saat team beritalangitan.com menanyakan pandangan sang Kyai tentang kondisi dunia pesantren dan eksistensi peran Kyai ditengah masyarakat dirinya mengakui bahwa citra Kyai dimata masyarakat luas saat ini cukup terpuruk, buktinya bisa dilihat dengan minimnya minat orang tua untuk menitipkan anaknya di pesantren, dan Kyai sudah banyak yang tidak berpengaruh di masyarakat untuk memimpin apalagi di persoalan sehari-hari, itu disebabkan ulah Kyai itu sendiri yang tidak bisa menjaga harga dirinya, dan Kyai juga harus bisa mandiri disisi ekonomi agar tidak menjadi peminta-minta, pungkasnya.
(team beritalangitan.com)