Cianjur, 16/3 (beritalangitan.com) – Masih dihari pertama jelajah Pesantren Priyangan Barat, tim lipsus mengunjungi salah satu pesantren unik yang ada di daerah Bojong – Cianjur yaitu Pesantren Keluarga Muslim Dzuriyyah Thoyyibah (PKMDT). Unik karena nama pesantren ini yang lebih mengkhususkan keluarga, kurikulum pesantren yang juga lebih mengkhususkan untuk keluarga dan juga lokasi pesantren yang berada ditengah-tengah pemukiman masyarakat, tempat mengaji ini adalah sebuah rumah sederhana berukuran minimalis tetapi memiliki tiga lantai sehingga cukup untuk menampung para santri yang cukup banyak itu.
Sebagian tim berbincang dengan santri putera dan puteri PKMDT. Muhamad Taufiq (Opik), santri asal Cikalong yang menetap dirumah PKMDT selama 3 tahun ini merasakan banyak manfaat menimba ilmu disini khususnya ilmu tauhid. “Belajar ilmu tauhid itu sebagai dasar aqidah dan keinginan mendalami ilmu agama menjadi dasar para santri masuk dipesantren ini, tutur Opik yang diamini kedua rekan akhwatnya Nenda Aghniatul Kamila dan Maidina Hanifatul Azizah.
Dipesantren ini selain belajar ilmu agama juga diajarkan kedisiplinan dari setiap hal yang kecil seperti merapikan sendal saat masuk pesantren, membersihkan ruangan dan kemandirian belajar mengajar, ungkap Nenda. “Selain belajar, santri senior disini wajib membimbing santri juniornya, selain itu kebersamaan juga dirasakan saat saling membantu mengerjakan PR bersama dari sekolah”, lanjut Enda menambahkan.
Maidina yang sering disapa Dina ikut menambahkan pula dengan penuh keyakinan kalau ia pun sama merasakan banyak manfaat dan kesenangan yang dirasa di Pesantren yang berbasis keluarga ini. “Terkadang rasa cape ada tapi hilang kalau sudah bareng-bareng ngaji disini karena yakin mendalami ilmu agama dan tauhid itu penting sejak dini, sedetik saja waktu tidak dipakai ibadah maka menjadi orang yang rugi”, Paparnya.
Keunikan lain dipesantren ini yaitu santri diajarkan kemandirian melalui pembudidayaan tanaman hias atau agrobisnis. Bercocok tanam tanaman hydroponik dan budidaya tanaman hias memang merupakan bidang bisnis yang sedang ditekuni oleh PKMDT ini. “Alhamdulilah dari bisnis itu sudah bisa dirasakan manfaatnya walaupun kecil tapi berjalan dan bisa terus berkembang, omset rata-rata 300-400 ribu rupiah perhari bisa didapatkan”. Papar Opik menceritakan pengalamannya mengurus kedua bidang usaha itu.
Menutup perbincangan, tim bertanya mengenai cita-cita para santri. Jawaban berbeda terlontar dari setiap santri tetapi satu tujuan menjadi orang yang bermanfat buat orang lain. Opik sebagai salah satu senior santri PKMDT ini ingin membuka pesantren dikemudian hari. “InshaAllah kalau saya ingin menjadi guru bahasa inggris atau guru agama. Kalau saya ingin menjadi doktor spesialis anak”, tutur Dina dan Enda. Tim mengamini semoga cita-cita mereka tercapai. (Tim Lipsus Beritalangitan.com)