Pemerintah Kerajaan Arab Saudi juga akan melarang warganya bepergian ke Iran. Semua larangan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, lansir Sindonews dari Reuters.
”Kami akan memotong semua lalu lintas udara ke dan dari Iran. Kami akan memotong semua hubungan komersial dengan Iran. Dan kita akan melarang perjalanan terhadap orang-orang yang bepergian ke Iran,” kata Menlu Jubeir.
”Tidak ada eskalasi di pihak Saudi. Gerakan kami adalah reaktif. Ini adalah Iran yang masuk ke Libanon. Ini adalah Iran yang mengirim Angkatan Quds dan Garda Revolusi mereka ke Suriah,” katanya menuntut Teheran untuk bertindak seperti negara normal sebelum membahas tentang pemulihan hubungan diplomatik kedua negara setelah diputus Saudi.
Menlu Jubeir menegaskan b ahwa hak Riyadh untuk mengeksekusi ulama Syiah,Sheikh Nimr Al-Nimr yang merupakan warga Saudi. Jubeir menuduh Al-Nimr melakukan pengorganisasian sel teror, menyediakan kelompok teror dengan senjata dan uang.” Riyadh harusnya diber tepuk tangan untuk eksekusi, bukan dikritik,” katanya, yang dilansir Selasa (5/1/2016).
Otoritas Penerbangan Sipil Saudi siap untuk mengumumkan penghentian semua penerbangan ke dan dari Iran. ”Berdasarkan pengumuman kerajaan terkait pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran, Otoritas Umum Penerbangan Sipil akanmenghentikan semua penerbangan dari dan ke Iran,” tulis pihak otoritas penerbangan di Twitter.
Bahrain dan Sudan Ikuti Saudi
Langkah Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Iran juga diikuti sekutunya, Bahrain dan Sudan. Kedua negara itu turut mengecam pembakaran dan penyerangan Kedutaan Besar Saudi di Teheran oleh massa di Iran yang menentang eksekusi Al-Nimr. Ulama Syiah itu dieksekusi bersama 46 orang lainnya pada Sabtu lalu.
Uni Emirat Arab juga bereaksi terhadap Iran. Yakni, dengan memangkas jumlah diplomat. Namun, Uni Emirat Arab memilih tidak memutus hubungan diplomatik dengan Iran. (zb)