Bandung, 6/11 (Beritalangitan.com) – Salah satu cara bagi sebuah pondok pesantren untuk meraih minat masyarakat adalah dengan membuat spesifikasi bidang disipin ilmu, seperti ada pesantren yang mengambil spesifikasi Tahfidz, Tauhid atau Fiqih, dengan begitu minat calon santri bisa lebih jelas tersalurkan, seperti salah satunya adalah “Pesantren Tahfidz Qur’an Preneur Kampoeng Qur’an Cendikia” yang beralamat di Jl. Cihanjuang, Cibaligo Kecamatan Parompong Bandung, yang berdiri pada awal tahun 2014 lalu.
Rata-rata Santri yang mondok disini berusia sekitar 15 tahun atau lebih tepatnya usia sekolah menengah, seperti halnya Wahyu (15) asal Kota Tasikmalaya, anak dari pasangan Qomar dan Totoh Tohariah ini kini sudah dapat menghapal Qur’an sebanyak delapan juz hanya dalam rentan waktu tiga tahun, sebelumnya selama dua tahun wahyu mondok di pesantren Kampoeng Qur’an Nusantara di kawasan Dago, dan disana dirinya menguasai juz 25 sampai juz 30.
Saat ditemui tim lipsus pesantren beritalangitan.com wahyu mengatakan bahwa saat masuk di pesantren ini meski mendapat dukungan dari kedua orangtuanya, namun yang lebih banyak berperan dalam mengurus dirinya adalah kakaknya Lukman (25), “saya disuruh kakak untuk fokus kepada pendidikan ini dan semua biaya kakak saya yang menanggung semuanya”, tuturnya.
Wahyu juga mengatakan sudah mengenal huruf qur’an saat berumur lima tahun, dan targetnya ingin menghapal seluruh ayat Qur’an pada umur 17 tahun, cara mudah menghapal Qur’an adalah dengan cara dibaca berulang-ulang setiap ayat sebanyak 5 sampai 6 kali, setelah hapal maka berlanjut ke ayat seterusnya, “tetapi menghapal Qur’an itu mudah yang susah adalah mempertahankannya, maka cara mempertahankannya adalah dengan Murojaah (mengulang), dan murojaah itu membutuhkan waktu yang lebih lama dari menghapalnya”. (Tim Lipsus Pesantren Beritalangitan.com)